Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

19 Juli 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selandia Baru
Beku, Hubungan dengan Israel

SETELAH tiga bulan sia-sia menanti penjelasan dan permintaan maaf dari Israel, Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark hilang kesabarannya. Lalu, semua kontak tingkat tinggi dengan Israel dibekukan. Kunjungan Presiden Israel Moshe Katzav bulan depan ditolak. Persetujuan akreditasi duta besar baru Israel ditunda. Dan dua agen Mossad dipenjarakan.

Urie Zoshe Kelman dan Eli Cara, yang ditangkap pada Maret 2004, Kamis pekan lalu diganjar enam bulan penjara gara-gara berusaha memperoleh paspor palsu. Keduanya mengakui perbuatannya, tapi membantah bekerja untuk Mossad.

Bukan kali ini saja spion Israel mengacau negeri orang. Dua rekan mereka digantung di Mesir pada 1954, karena ketahuan membakar tempat yang kerap dikunjungi turis Barat. Tahun 1963, polisi Swiss menangkap agen Mossad yang mengintimidasi putri seorang ilmuwan Jerman.

Di Jerman, 1967, dua agen Mossad ditangkap saat memasuki rumah bekas pejabat Gestapo. Lalu, 1973, rekan mereka menembak mati pelayan asal Maroko di Norwegia yang dikira otak serangan Olimpiade Munich 1972. Dua intel Mossad gagal membunuh pemimpin Hamas Abdul Aziz al-Rantissi di Amman dan ditangkap polisi Yordania, 1997.

Asia Tengah
Banjir Tahunan

TUJUH juta penduduk kehilangan tempat tinggal akibat banjir di Asia Tengah. Sampai pekan lalu, 272 orang tewas terseret arus, tersetrum listrik, terserang penyakit, dan tertimpa reruntuhan. Ini disebabkan hujan deras yang melanda India, Pakistan, Bangladesh, dan Nepal sejak pertengahan Juni.

Diperkirakan, banjir masih akan memburuk di timur laut Bangladesh dan India, karena curah hujan masih tinggi beberapa hari nanti. Di Bihar, India timur, sekitar 20 trayek kereta api terhenti setelah banjir menyeret rel, awal pekan lalu. Di Bangladesh sendiri, tiga juta penduduk di 25 dari 64 distrik terkepung air bah sejak akhir bulan lalu dan 54 orang tewas. Di Mardan, Pakistan barat laut, lima orang tewas tertimpa reruntuhan bangunan, Minggu malam. Para pekerja penyelamat Nepal berjibaku mengalirkan bantuan buat ribuan orang—47 di antaranya tewas—yang kehilangan tempat tinggal akibat banjir di wilayah selatan negara itu.

Amerika Serikat
Data Rahasia Lab Nuklir Raib

LOS Alamos National Laboratory di Negara Bagian New Mexico, salah satu laboratorium riset senjata nuklir terbesar AS, menghentikan aktivitasnya setelah data rahasia hilang. Belum diumumkan datanya seperti apa.

Tahun 2000, lab tempat kelahiran bom atom pertama itu tutup sementara ketika kebakaran hutan mendekatinya. Beberapa kali pelanggaran keamanan juga terjadi di sana. Penutupan terjadi pada hari ulang tahun uji coba pertama bom atom di Alamogordo, New Mexico.

Kepala lab Los Alamos, John Browne, mundur pada Januari tahun lalu, setelah beredar tuduhan pencurian dan korupsi. Browne antara lain dituduh terkait skandal pembelian dan hilangnya sejumlah komputer serta peralatan lain dari kompleks. Beberapa bulan kemudian, Administrasi Keamanan Nuklir Nasional (NNSA) diperintahkan memperketat pengamanan di seluruh lab senjata nuklir negeri adidaya itu.

Rusia
Wartawan 'Forbes' Dibunuh

SERATUS orang terkaya di Rusia patut ditanyai seputar pembunuhan editor majalah Forbes versi Rusia, Paul Khlebnikov, 41 tahun. Khlebnikov tewas pada Jumat malam dengan luka tembak di dadanya.

Michael Khlebnikov, kakak Paul, yakin pembunuhan itu terkait dengan pemuatan artikel dan daftar 100 orang terkaya di Rusia. Di Rusia, dengan maraknya pengelakan pajak dan korupsi, masuk daftar orang kaya bisa runyam bila tiba-tiba petugas kepolisian dan aparat pajak datang. Elite bisnis Rusia pun kerap disorot sebagai pihak yang berada di belakang gelombang pembunuhan pesanan.

Khlebnikov, warga Amerika Serikat, memprakarsai penerbitan Forbes versi Rusia, yang diluncurkan April lalu. Lulusan Phillips Exeter Academy di New Hampshire, Yale University, dan London School of Economics ini terkenal de-ngan reportasenya tentang Rusia. Dia kerap membongkar dunia hitam tempat bertemunya uang, kekuasaan, dan kekerasan di Negeri Beruang Merah itu.

Namanya kian mencuat karena liputannya tentang taipan-taipan yang lahir dari geliat kapitalisme Rusia pada 1990-an, yang kerap korup dan berdarah. "Belakangan, dia bersikap lebih optimistis dan memandang era kapitalisme hitam sudah berakhir," kata Peter Khlebnikov, kakak Paul yang lain.

Yanto (Reuters, BBC, CSMonitor/Gardian, AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus