Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Maju disetop, mundur ogah

Nasib keturunan turki di bulgaria tak menentu, setelah pm turki,torgut ozal, memerintahkan menutup perbatasan. upaya menyetop arus deras pengungsi warga negara bulgaria keturunan turki masuk turki.

2 September 1989 | 00.00 WIB

Maju disetop, mundur ogah
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
PEMANDANGAN di perbatasan, Turki-Bulgaria, pekan lalu, sungguh kisruh dan memilukan. Keretaekspres Bulgaria-Turki disetop di perbatasan, dan diperintahkan agar balik. Mobil-mobil dari Bulgaria pun dihadang penghalang-penghalang, lalu disuruh memutar arah. Itulah upaya Pemerintah Turki menyetop arus deras pengungsi warga negara Bulgaria keturunan Turki, yang mulai mengalir Mei lalu. Sebagian yang ditolak nekat meloncat dari jendela kereta yang bergerak kembali ke Bulgaria. "Kami ini datang dari neraka, dan hendak dikirimkan ke neraka. Lebih baik lemparkan kami ke laut, tapi jangan suruh kami balik," teriak para pengungsi yang macet di perbatasan Itulah akibat kebijaksanaan baru PM Turki Torgut Ozal. Tiga bulan lalu, ketika mulai muncul keresahan di antara warga Bulgaria keturunan Turki yang kemudian meledak menjadi demonstrasi di Bulgaria, Ozal dengan gagah membuka pintu perbatasan, mengundang keturunan Turki kembali ke tanah nenek moyang. Tapi, sebelum semua imigran tanpa visa itu datang, Selasa pekan lalu Ozal menutup perbatasannya. Hanya mereka yang memiliki visa turis, yang berlaku 15 hari, dari kedutaan Turki di Sofia, yang dibolehkan menginjak bumi Turki. Ternyata Turki, negeri seluas gabungan Kalimantan dan Sulawesi, yang menanggung 17% penganggur dari 55,3 juta penduduknya, yang mengalami 74% inflasi, tak cukup mampu menampung orang-orang yang ingin mencari lingkungan yang bisa menerima mereka. Pemerintah sudah berusaha menempatkan sebagian dari 310.000 pengungsi terdahulu di kawasan industri Kota Bursa. Namun, kawasan yang didirikan untuk para pengungsi itu sudah tak mampu menyerap lebih banyak tenaga lagi. Hotel dan vila milik pemerintah juga sudah dimanfaatkan, tapi masih banyak keluarga yang masih harus tinggal di tenda-tenda, di sekolah, bahkan di bawah jembatan. Mereka yang mendapat penampungan dari sanak famili di Turki hanya sekitar seperlimanya. Masalah ini jadi tambah serius menjelang musim dingin tiba. Itu berarti tenda-tenda mesti diganti dengan bedeng yang cukup bisa menahan udara dan angin dingin. Juga, mulai awal September ini, pengungsi harus meninggalkan sekolah-sekolah yang sudah kembali buka. Itulah yang membuat Torgut Ozal berpikir kembali. Kata dia, penutupan perbatasan akan memaksa Pemerintah Bulgaria melakukan perundingan dengan Pemerintah Turki atau dengan para keturunan Turki. Selama ini pihak Bulgaria memang tak bersedia membuka pintu musyawarah. Adalah urusan Turki bila mereka bersedia menampung orang-orang yang ingin pergi dari Bulgaria, kata pemerintah negeri sosialis yang masih sulit menerapkan glasnost dan perestroika itu. Dan bila orang-orang itu tak ingin hijrah, undang-undang Bulgaria yang menetapkan bahwa mereka harus menyesuaikan diri dengan budaya setempat harus mereka taati. Antara lain undangundang itu mengharuskan mereka ganti nama yang berbau Turki menjadi yang berbau Slavia, memakai bahasa Slavia, dan meninggalkan Islamnya. Semula Pemerintah Bulgaria cemas juga dengan arus pengungsi yang deras itu. Dikhawatirkan pekerjaan-pekerjaan di sejumlah pabrik yang selama ini diisi keturunan Turki akan kosong. Ternyata, banyak orang Bulgaria yang secara sukarela mengisi tempat kosong itu. "Orang-orang itu lebih kaya daripada kami, jadi silakan saja pergi," kata seorang Bulgaria. Sementara itu, AS mengimbau agar Turki melindungi para pengungsi itu -- para pengungsi yang tak semalang "orang perahu" Vietnam, dan tak seberuntung "orang yacht" Hong Kong -- para pengusaha kaya Hong Kong yang bisa membayar untuk jadi warga negara negeri lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus