Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Makin Panas, Donald Trump Cap Zelensky Sebagai Diktator Tanpa Pemilu

Donald Trump menjuluki Zelensky sebagai diktator tanpa pemilu. Ukraina bisa kehilangan negaranya.

20 Februari 2025 | 11.47 WIB

Donald Trump,  bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Trump Tower di New York City, 27 September 2024. Shannon Stapleton/Reuters
Perbesar
Donald Trump, bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Trump Tower di New York City, 27 September 2024. Shannon Stapleton/Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan Amerika Serikat dan Ukraina kian memanas. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai diktator pada Rabu, 19 Februari 2025. Dilansir dari Reuters, Trump memperingatkan Zelensky agar bergerak cepat untuk mengamankan perdamaian dengan Rusia atau berisiko kehilangan negaranya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kecaman itu membuat peseteruan antara Donald Trump dan Zelensky kian sengit. Hal itu membuat khawatir para pejabat Eropa.

Sehari sebelum kecaman itu, Donald Trump mengklaim Ukraina harus disalahkan atas invasi Rusia pada 2022. Kekhawatiran di antara sekutu AS di Eropa meningkat bahwa pendekatan Trump untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina bisa menguntungkan Moskow.

Kurang dari sebulan menjadi presiden, Donald Trump telah mengubah kebijakan AS terkait perang. "Seorang Diktator tanpa pemilu, Zelensky sebaiknya bergerak cepat atau dia tidak akan memiliki Negara lagi," tulis Trump di media sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menanggapi pernyataan Trump. Ia mengatakan tidak seorang pun dapat memaksa negaranya untuk menyerah. "Kami akan mempertahankan hak kami untuk hidup," kata Sybiha di X.

Masa jabatan Zelensky seharusnya berakhir pada 2024 setelah lima tahun menjabat. Namun pemilihan presiden dan parlemen tidak dapat diadakan di bawah darurat militer. Sejak Februari 2022 Ukraina memberlakukan darurat militer sebagai respons terhadap invasi Rusia.

Kemarahan Trump muncul setelah komentar Zelensky pada Selasa. Zelensky mengatakan bahwa Donald Trump mengulang-ulang disinformasi Rusia ketika dia menegaskan bahwa Ukraina tidak seharusnya memulai perang dengan Rusia tiga tahun lalu.

Wakil Presiden AS JD Vance pada hari Rabu memperingatkan Zelensky agar tidak menyerang Trump. "Gagasan bahwa Zelensky akan mengubah pikiran presiden dengan menjelek-jelekkannya di media publik, semua orang yang mengenal presiden akan memberi tahu Anda bahwa itu adalah cara yang mengerikan untuk menangani pemerintahan ini," kata Vance di kantornya di West Wing.

Rusia telah menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina. Secara perlahan, luas wilayah Ukraina yang dikuasai oleh Rusia terus bertambah di wilayah timur. 

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa tidak benar jika Trump menyebut Zelensky sebagai diktator, menurut laporan surat kabar Jerman, Spiegel.

Beberapa anggota Partai Republik di AS juga tidak setuju dengan sebutan diktator untuk Zelensky. Namun mereka tidak mengkritik Trump secara langsung. Pemimpin Mayoritas Senat John Thune yang merupakan pendukung Ukraina, mengatakan Trump membutuhkan ruang untuk menggarap kesepakatan damai.

Pilihan editor: Profil Javier Milei, Presiden Argentina yang Tengah Tersandung Skandal Kripto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus