Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mengadili partai baru

Partai wafd muncul kembali. upaya pemerintah untuk membekukannya, ditolak pengadilan banding. merupakan saingan partai nasional demokrat, dalam pemilu mendatang. (ln)

28 Januari 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMERINTAH Mesir gagal membekukan kegiatan Partai Wafd (Utusan) Baru. Gugatan Presiden Muhammad Husni Mubarak bahwa partai itu sudah mati sejak 1978, yang ditolak pengadilan Oktober lalu, digugurkan lagi o eh pengadilan banding di Kairo, awal Januari. Dengan demikian, Partai Vafd Baru berhak ikut pemilu Mei depan, dan kemungkinan menjadi oposan terbesar Partai Nasional Demokrat yang sudah 30 tahun berkuasa. Partai Wafd Baru sebenarnya penjelmaan Partai Wafd yang didirikan tahun 1919. Para pemimpin Partai Wafd, yang sebagian besar adalah kaum bangsawan, pernah menguasai kehidupan politik monarki Mesir selama hampir empat dekade. Setelah Nasser menggulingkan Raja Farouk, 1953, ia memberlakukan sistem partai tunggal (Partai Nasional Demokrat), dan membubarkan Partai Wafd. Enam tahun setelah Anwar Sadat berkuasa, 1976, ia mengundang kembali partai-partai oposisi untuk berpartisipasi. Sisa-sisa pemimpin Partai Wafd, antara lain Fouad Serrageddin, kini 77 tahun, lalu menghidupkan lagi partai itu dengan nama Partai Wafd Baru. Dalam tempo tiga bulan, Partai Wafd Baru berhasil mengumpulkan 1 juta pengikut di antara 45 juta penduduk Mesir. Melihat lompatan Partai Wafd Baru, Sadat, yang khawatir ajakannya terhadap partai OpOSiSi akan iadi bumerang, lalu membuat barikade. Setahun sebelum pemilu 1979, ia mengeluarkan beberapa larangan. Antara lain, kaum politisi zaman monarki tidak diperkenankan mencalonkan diri, dan partai yang boleh bertarung harus memiliki minimum 20 anggota DPR. Akibat larangan itu, Serrageddin, anggota parlemen tahun 1930-an dan pensiunan delapan jabatan menteri, terpaksa kembali mengurus ladang pertaniannya. Partai Wafd Baru, karena cuma memiliki dua anggota DPR, terpaksa mengundurkan diri dari gelanggang pemilu. Menjelang pemilu 1984, Serrageddin, lima bulan berselang, membangkitkan kembali Partai Wafd Baru. Pemerintah, yang menganggap partai ItU sudah mati, mengaJukan gugatan ke pengadilan. Ternyata, hakim memutuskan tetap mengakui adanya Partai Wafd Baru. Mubarak, sebagaimana pendahulunya, Sadat, lalu mengubah peraturan pemilu. Misalnya, setlap partal harus memenangkan minimum 8% suara untuk bisa meraih satu kursi di parlemen. Paraturan ini, menurut para pengamat di Kairo, merupakan rintangan yang sulit diloncati partai oposisi. Partai Wafd Baru diperkirakan tak akan memenangkan suara sampai 30% dalam pemilu mendatang, mengingat pengikutnya kebanyakan orangorang partai zaman prarevolusi 1953. Yang mereka harapkan menjadi pendukung utama adalah kaum muda yang tertarik karena partai itu tidak berhaluan kiri. Perimbangan kekuatan di parlemen, menurut hasil pemilu 1979, adalah: Partai Nasional Demokrat (NDP) 302 kursi, wakil petani Kopt (ditunjuk oleh presiden) 10 kursi, wakil wanita (kebanyakan NDP) 760 kursi, golongan independen 8 kursi, buruh sosialis 29 kursi dan Liberal 3 kursi - dua kelompok terakhir dikenal sebagai golongan oposisi murni. Menurut Serrageddin, Partai Wafd Baru memang tidak mengenal sikap ekstrem. "Kadang-kadang pandangan kami dekat dengan golongan kiri. Ada kalanya dengan golongan kanan atau golongan tengah," kata Serrageddin. Jadi, tak heran bila ide-ide Partai Wafd Baru banyak yang sejalan dengan pemerintah. Partai Wafd Baru, misalnya, mendukung penuh hubungan Mesir dengan negara-negara Barat, dan perdamaian dengan Israel. Juga sistem mixeeconomy (semiliberal dan semiterkontrol) yang diterapkan Mubarak sejak Januari 1982. Yang akan mereka permasalahkan pada pemerintah cuma soal kebebasan pers. "Partai Wafd Baru," tulis majalah The Economist, "akan menjadi partai oposisi yang bertanggung jawab." Lalu, buat apa mereka dilarang?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus