Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Presiden Filipina Rodrigo Duterte, akan dibawa ke unit penahanan pesisir dekat Den Haag, Belanda di Mahkamah Kriminal Internasional atau ICC. Selain Duterte, beberapa tersangka kejahatan perang terkenal ditahan di unit ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Reuters, fasilitas penjara Scheveningen, yang dibangun pada tahun 1882, adalah tempat beberapa bekas kepala negara yang dituntut oleh pengadilan internasional atau pengadilan PBB. Mereka menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam proses hukum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat tiba, Duterte biasanya akan menerima pemeriksaan medis dan kemudian dibawa ke sel pribadi. Duterte akan ditahan di dalam sel yang dilengkapi fasilitas seperti wastafel, toilet, tempat tidur, meja, dan rak buku. Dalam gambar yang diunggah di situs ICC, suasana kamarnya persis seperti kamar kos.
Duterte akan bergabung dengan bekas Presiden Kosovo Hashim Thaçi, yang sedang menunggu persidangan atas kejahatan perang. Selain Thaçi, ada penjahat perang Serbia Bosnia Ratko Mladic, yang dinyatakan bersalah atas genosida di Bosnia. Narapidana lainnya termasuk pemimpin milisi dari Sudan, Mali, dan Republik Afrika Tengah.
Rutan Dilengkapi Fasilitas Mewah
Secara teknis tempat ini merupakan unit penahanan dan bukan penjara. Para tahanan memiliki akses ke lebih banyak fasilitas daripada yang mereka dapatkan setelah kemungkinan dihukum. Di antara hak istimewa tersebut adalah kunjungan suami istri, ruang olahraga luar ruangan, komunikasi tanpa pengawasan dengan tim hukum, dan kunjungan oleh pendeta atau penasihat spiritual.
Selama persidangan setelah perang Balkan berdarah pada tahun 1990-an, para narapidana diketahui mengadakan pertandingan olahraga. Para tahanan untuk pengadilan PBB dan Kosovo ditempatkan di sayap terpisah tetapi berbagi beberapa fasilitas dengan para tahanan ICC.
Di dalamnya terdapat fasilitas medis dasar dan yang dilengkapi pula dengan perawat. Namun pengacara yang membela beberapa tersangka khawatir akan sulit mendapatkan perawatan setelah jam kerja.
Para tersangka memiliki akses ke pusat kebugaran, perpustakaan, dan dapur. Di sana mereka dapat menyiapkan makanan sendiri, karena sebagian besar tahanan tidak menyukai masakan Belanda, kata pengacara.
Duterte Bisa Ikut Yoga hingga Kelas Musik
Duterte dan narapidana lainnya juga dapat mengikuti kelas yoga dan musik. Beberapa di antaranya mendapatkan bahan untuk membuat kerajinan tangan dan melukis, serta memiliki akses ke komputer untuk penelitian hukum. Mereka dapat menerima perawatan di bawah sistem medis Belanda dan memiliki hak untuk mendapatkan pendapat kedua dari dokter pilihan mereka.
Surat perintah ICC untuk Duterte menyatakan bahwa sebagai presiden, ia membentuk, mendanai, dan mempersenjatai pasukan pembunuh dalam perang melawan narkoba. Jaksa telah menuduh Duterte melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Hakim praperadilan mengatakan ada alasan yang masuk akal untuk mengadili Duterte berdasarkan bukti yang ada.
Dalam beberapa hari mendatang, Duterte akan dibawa ke hadapan hakim untuk sidang perdana. Tuduhan terhadap dirinya akan dirinci di pengadilan. Diwakili oleh dewan pembela yang ditunjuk pengadilan atau pengacara pilihannya, ia tidak akan diminta untuk mengajukan pembelaan.
Di antara mantan terdakwa yang paling terkenal adalah mendiang Presiden Serbia Slobodan Milosevic, yang meninggal pada tahun 2006 selama persidangan genosida. Terdakwa lain adalahmantan presiden Pantai Gading Laurent Gbagbo, yang dibebaskan pada tahun 2019 dari tanggung jawab atas kekerasan pasca-pemilu pada tahun 2010. Charles Taylor dari Liberia menjalani hukuman 50 tahun di Inggris setelah dihukum oleh pengadilan khusus.
Pilihan editor: Top 3 Dunia: Sosok Duterte yang Dijuluki The Punisher, Ukraina Terima Gencatan Senjata