PELANTIKAN kabinet baru Chili di Santiago, Kamis pekan lalu,
ditandai dengan terbunuhnya 17 penduduk sipil negeri itu.
Ratusan orang cedera. Hampir seribu lainnya dijebloskan ke
dalam penjara. Kerusuhan marak di empat kota besar: Santiago,
Consepcion, Valpariso, dan Temuco.
Menjawab unjuk perasaan yang menuntut pengunduran dlrinya
sebagai presiden, Jenderal Augusto Pinochet Ugarte menurunkan 18
ribu tentara bersenjata berat. "Hati-hati," katanya dengan nada
mengancam, setelah melantik anggota kabinetnya. "Saya tidak akan
mundur walau setapak."
Pinochet memang sedang berada di bibir jurang. Pada 6 Agustus
lalu, tokoh Demokrat Kristen, Gabriel Valdes, secara terbuka
mendesak jenderal berusia 68 tahun itu turun panggung. Tiga hari
sebelumnya tuntutan yang sama dikumandangkan Proden, aliansi
politik yang mencakup kelompok liberal kanan sampai kelompok
kiri Marxis.
Sepuluh tahun di 6awah rezim Pinochet, Chili memang bertambah
parah. Hanya sebentar, 1977-1980, pertumbuhan GNP negeri itu
naik 8% setahun. Dua tahun kemudian, GNP anjlog 14%.
Dari Salvador Allende Gossens, pendahulu yang dikupnya, Pinochet
memang mewarisi negeri yang bangkrut -- inflasi lebih dari
1.000%. Makanan dan bahan bakar menjadi barang langka ketika
itu.
Untuk menjawab tantangan inilah Pinochet mehggalakkan "pasar
bebas". Dasar pikirannya sederhana: kebebasan harga, kebebasan
perdagangan internasional, dan pengurangan sektor negara.
Sayangnya, program ini berjalan setengah-setengah.
Perusahaan-perusahaan negara memang dilelang kepada swasta.
Tetapi 19 maskapai terbesar bahkan jatuh ke tangan para
jenderal.
Untuk meneduhkan amarah rakyat, terutama sejak demonstrasi besar
Mei lalu, Pinochet memasukkan tokoh sipil ke dalam kabinet
barunya yang terdiri dari 20 menteri. Dengan susunan baru ini,
golongan militer berkurang dari 11 menjadi 8 orang Pinochet
menyebut tindakannya ini sebagai langkah transisi menuju
pemerintahan sipil. Tapi dengan defisit US$ 2,41 milyar dan
utang US$ 20 milyar, Pinochet tampak makin salah tingkah.
Apalagi kelompok oposisi sudah membentu Aliansi Demokratis --
terdiri dari partai-partai Kristen Demokratis, Radikal, Sosial
Demokratis, dan Sosialis. Di samping itu, Gereja Katolik Chili
juga mendesak sang presiden untuk membuka dialog dengan
kelompok oposisi.
Ternyata bukan dialog yang dibuka Pinochet malah memerintahkan
serdadunya membuka tembakan. Ketika jalanan disapu bersih dan
para demonstran masuk ke rumah seraya terus memukuli panci,
pasukan bersenjata menembaki rumah-rumah itu membabi buta.
"Mereka menembak sepanjang malam," tutur Cecilia Jimenez,
seorang sekretaris yang berumah di sekitar Calle Providencia,
Santiago. Di antara korban yang tertembak terdapat gadis berusia
8 tahun.
Pinochet memang menjanjikan mundur pada 1989. Tetapi kelompok
oposisi dan rakyat rupanya sudah tak tahan. Dalam demonstrasi
minggu lalu mereka melempari truk tentara dengan batu dan telur
busuk.
Konon demontrasi lebih keras sedang direncanakan untuk 11
September nanti -- tepat pada ulang tahun ke-10 pengambilalihan
kekuasaan oleh Jenderal Augusto Pinochet dari Allende.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini