Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menlu Retno Marsudi: ASEAN Harus jadi Kawasan Bebas dari Nuklir

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyoroti ancaman senjata nuklir di ASEAN. Para menlu berkumpul di Jakarta untuk membahas soal nuklir.

11 Juli 2023 | 11.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
(Ki-ka) Menlu Malaysia Zambry Abdul Kadir, Menlu Filipina Enrique Manalo, Menteri Singapura Vivian Balakrishnan, Menlu Thailand Don Pramudwinai, Menlu Vietnam Bui Thanh Son, Menlu Retno Marsudi, Menlu Laos Saleumxay Kommasith, Menlu Brunei Erywan Pehin Yusof, Menlu Kamboja Prak Sokhonn, Menlu Timor Leste Bendito dos Santos Freitas, dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn melakukan sesi foto jelang Pertemuan Komisi Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ) di Jakarta, Selasa 11 Juli 2023. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi atau Menlu Retno menyoroti ancaman senjata nuklir di ASEAN. Menurutnya, kawasan harus bebas dari perangkat kuat dan berpotensi merusak tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat membuka rangkaian pertemuan menteri luar negeri ASEAN di Jakarta pada Selasa, 11 Juli 2023, Retno mengatakan, risiko penggunaan senjata nuklir saat ini lebih tinggi daripada kapan pun dalam sejarah, termasuk bagi Asia Tenggara.  “Pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di kawasan adalah prioritas kami,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Traktat Asia Tenggara sebagai Zona Bebas Nuklir (SEANWFZ) atau dikenal sebagai Perjanjian Bangkok ditandatangani pada 1995 oleh seluruh negara anggota ASEAN. Sejumlah negara pemilik senjata nuklir menyatakan keberatan terhadap beberapa bagian protokol SEANWFZ.

Perjanjian tersebut menetapkan bahwa negara-negara yang menandatangani traktat tersebut tidak dapat "mengembangkan, membuat, atau memperoleh, memiliki, atau memiliki kendali atas senjata nuklir", "menempatkan atau mengangkut senjata nuklir dengan cara apa pun", atau "menguji atau menggunakan senjata nuklir."

Setelah perundingan mangkrak selama satu dekade, dalam KTT ASEAN 2022 disepakati bahwa pemilik senjata nuklir bisa menandatangani traktat itu secara terpisah. 

Indonesia sebelumnya telah menyatakan keprihatinan tentang konsekuensi dari pakta keamanan trilateral AUKUS – Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. Salah satu kerja sama itu memungkinkan Australia membuat kapal selam bertenaga nuklir untuk memperkuat angkatan lautnya.

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Sidharto R Suryodipuro saat jumpa pers pada Senin, 10 Juli 2023, mengatakan isu pengembangan kapal selam bertenaga nuklir oleh aliansi AUKUS secara khusus tidak akan dibahas di pertemuan menteri luar negeri.

Arto, sapaan Sidharto, menjelaskan bahwa Komisi SEANWFZ akan tetap berfokus pada upaya ASEAN mengajak lima pemilik senjata nuklir yaitu China, Rusia, Prancis, Inggris, dan AS untuk menandatangani protokol perjanjian kawasan bebas nuklir. ASEAN dipimpin Indonesia tahun ini.

Sejauh ini, negara pemilik senjata nuklir juga belum ada yang menunjukan itikad untuk menandatangani traktat tersebut. Menteri luar negeri ASEAN akan berada satu meja dengan Amerika Serikat, Rusia, dan Cina, Inggris – negara pemilik senjata nuklir, di pertemuan menteri Asia Timur dan regional forum pekan ini.

Daniel Ahmad Fajri

Daniel Ahmad Fajri

Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus