Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengundang pemerintah Gambia untuk hadir di Indonesia-Africa Forum kedua yang akan diselenggarakan di Bali pada 3 – 4 September 2024 mendatang. Undangan tersebut ia sampaikan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-15 di Banjul, Gambia pada 4 – 5 Mei 2024.
“Dalam pertemuan dengan Menlu Gambia, saya juga mengundang partisipasi pemerintah dan kalangan bisnis Gambia untuk hadir pada Indonesia-Africa Forum ke-2, tanggal 3-4 September di Bali,” katanya, menurut keterangan pers Kementerian Luar Negeri.
Retno bertemu dengan Menteri Luar Negeri Gambia Mamadou Tangara dan melakukan kunjungan kehormatan menemui Presiden Gambia Adama Barrow untuk membahas komitmen kedua negara dalam meningkatkan kerja sama ekonomi.
Perdagangan Indonesia dengan Gambia pada 2023 mencapai US$64,2 juta dan Indonesia mengalami surplus US$56,2 juta, menurut data dari Kementerian Luar Negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka tersebut merupakan peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2022 dengan total US$47,2 juta, saat Indonesia mengalami surplus US$47,2 juta. Pada tahun-tahun sebelumnya, kata Retno, Indonesia selalu mengalami defisit dengan Gambia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bertemu di sela-sela KTT OKI, Retno dan Menlu Gambia menandatangani Perjanjian Bebas Visa untuk Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas.
Dalam pertemuan tersebut, kata Retno, Gambia menyampaikan apresiasi terhadap komitmen Indonesia untuk memugari Agricultural Rural Farmer Training Centre (ARFTC) di Jenoi, Gambia.
Indonesia mendirikan pusat pelatihan pertanian seluas 6,6 hektar tersebut pada 1998 silam atas kerja sama antara pemerintah Gambia, Indonesia dan Food Agriculture Organization (FAO). Pembangunan ARFTC dilakukan guna membantu peningkatan produktivitas pangan di Gambia dan negara-negara Afrika Barat.
Selain bertemu Menlu Gambia, Retno berbicara dengan menlu-menlu dari berbagai negara lainnya, antara lain Palestina, Arab Saudi, Mesir, Iran, Bangladesh, Maroko, Malaysia dan Brunei Darussalam. “Hampir semua pertemuan membahas mengenai masalah Palestina,” katanya.
Ia juga menemui pejabat lainnya seperti Sekretaris Jenderal OKI, bekas Menlu Palestina yang kini menjadi penasihat presiden, dan Wakil Perdana Menteri Uganda.
NABIILA AZZAHRA
Pilihan editor: Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas