Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Meski Bersitegang, Cina Sebut Uni Eropa Sebagai Rekan

Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, menyakinkan Uni Eropa bahwa hubungan keduanya akan baik-baik saja walaupun sejumlah ketegangan terjadi tahun ini

23 Juni 2020 | 07.30 WIB

Perdana Menteri Cina, Li Keqiang. REUTERS
Perbesar
Perdana Menteri Cina, Li Keqiang. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, menyakinkan Uni Eropa bahwa hubungan keduanya akan baik-baik saja walaupun sejumlah ketegangan terjadi tahun ini. Bahkan, Li Keqiang menyatakan bahwa Uni Eropa bukanlah lawan, melainkan rekan. Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan virtual antara pimpinan Uni Eropa dan Cina pada Senin kemarin.

"Li Keqiang optimistis (akan hubungan Uni Eropa dan Cina)," sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 22 Juni 2020.

Pertemuan virtual pada Senin kemarin adalah yang pertama sejak Uni Eropa menerbitkan laporan soal dugaan disinformasi oleh Cina. Menurut laporan itu, Cina dengan sengaja menyebar berita bohong soal Uni Eropa. Tujuannya, untuk membentuk narasi soal siapa yang berhasil mengendalikan virus Corona dan dari mana virus itu berasal.

Sejak laporan itu diterbitkan, hubungan Uni Eropa dan Cina terus memanas dalam berbagai kesempatan. Salah satunya, ketika Uni Eropa mendorong investigasi internasional terkait asal usul virus Corona. Cina tidak menyetujui inisiatif tersebut karena menganggapnya upaya politis untuk memojokkan mereka.

Contoh lain adalah ketika Cina mulai menyusun UU Keamanan Nasional Hong Kong. Uni Eropa mengkritik langkah tersebut karena dianggap mengancam otonomi Hong Kong dan membungkam kebebasan berpendapat di sana. Cina membalas dengan mengatakan bahwa Hong Kong adalah urusan internal mereka, bukan negara lain.

Lewat pertemuan yang digelar secara virtual, di mana juga melibatkan Presiden Cina Xi Jinping, Uni Eropa berharap ketegangan tersebut bisa diredakan. Dengan begitu, kesepakatan investasi yang dibahas sejak tahun 2014 akhirnya bisa dituntaskan.

"Apa yang dibutuhkan untuk membereskan deadlock yang ada adalah pertemuan politik tingkat tinggi. Harapannya, pertemuan Uni Eropa dan Cina bisa mewujudkannya," ujar pernyataan pers Uni Eropa yang diwakili Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen serta Presiden Dewan Eropa Charles Michel.

Dikutip dari Reuters, Uni Eropa menginginkan kerjasama investasi dalam bidang otomotif, biotek, dan mikro elektronik. Pasar Eropa, kata Uni Eropa, sepenuhnya terbuka sehingga tinggal Cina yang memutuskan langkah selanjutnya.

ISTMAN MP | REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus