Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Induk Facebook, Meta Platforms, menolak rekomendasi dari dewan pengawasnya agar mereka menangguhkan akun mantan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen atas tuduhan menggunakan akun miliknya untuk mengancam lawannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meta pada Senin, 28 Agustus 2023, mengatakan pihaknya telah memutuskan bahwa menangguhkan akun di luar kerangka penegakan regulernya tidak akan sejalan dengan kebijakan perusahaan, termasuk protokol dalam membatasi akun tokoh masyarakat selama kerusuhan sipil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dewan tersebut pada Juni telah menyarankan bahwa perusahaan tersebut menangguhkan akun Hun Sen selama enam bulan karena sebuah video yang disebut melanggar aturan mengenai ancaman kekerasan. Dewan itu didanai oleh Meta namun beroperasi secara independen.
Meta, dalam pernyataan tertulis, setuju untuk menghapus video tersebut tetapi mengatakan akan menanggapi rekomendasi dewan untuk menangguhkan Hun Sen setelah dilakukan peninjauan.
Kamboja melarang 22 anggota dewan pengawas masuk ke negaranya. Menurut Phnom Penh, rekomendasi tersebut bersifat “politis”.
Kasus Meta terjadi setelah beberapa pengguna melaporkan video yang muncul pada Januari. Dalam klip tersebut, Hun Sen, 71 tahun, mengatakan mereka yang menuduh Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang dipimpinnya membeli suara pada pemilu lokal pada 2022 harus mengajukan kasus hukum, atau menghadapi pemukulan dari pendukung CPP.
Hun Sen telah dituduh oleh kelompok hak asasi manusia menggunakan Facebook untuk mengintimidasi lawan politik dan mencegah kritik terhadap pemerintahnya, namun pemerintahannya membantah.
Hun Sen tetap berpengaruh di Kamboja dan setelah mengundurkan diri, ia berjanji untuk tetap berpolitik setidaknya selama satu dekade lagi. Ia memimpin Kamboja selama hampir empat dekade hingga digantikan oleh putranya Hun Manet pekan lalu.
Halaman Facebook Hun Sen, yang untuk sementara tidak lagi digunakannya, memiliki 14 juta pengikut, angka yang mendekati jumlah penduduk Kamboja.
Konten baru mulai bermunculan lagi hanya beberapa hari menjelang pemilu yang tidak seimbang pada Juli, yang dijalankan oleh anggota tim media Hun Sen.
Dewan pengawas Meta pada Selasa mengatakan mereka tetap pada keputusannya dan menyerukan Meta untuk “melakukan segala daya untuk menghalangi tokoh masyarakat yang mengeksploitasi platformnya untuk menghasut kekerasan”.
“Pemilu adalah bagian penting dari demokrasi dan perusahaan media sosial harus memastikan platform mereka tidak disalahgunakan dengan cara yang dapat melemahkan mereka,” katanya.
Kementerian Pos dan Telekomunikasi Kamboja melalui laman Facebook-nya pada Selasa “mengucapkan selamat” kepada Facebook atas keputusannya dan menegaskan kembali bahwa dewan pengawas Meta masih tidak diterima.
“Mereka membuat rekomendasi buruk, yang bersifat politis, dan mencampuri urusan dalam negeri Kamboja,” katanya.
REUTERS
Pilihan Editor: Hukuman Ditangguhkan, Eks PM Pakistan Imran Khan Tetap Dipenjara