Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan terpisah yang dilakukan kelompok militan menewaskan 31 warga sipil di Mali dan 7 orang tentara di Nigeria, Jumat, 3 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Mali, kelompok militan menembaki sebuah bus yang mengangkut warga ke yang hendak ke pasar, kata pihak berwenang setempat. Bus itu diserang oleh orang-orang bersenjata tak dikenal saat melakukan perjalanan, yang biasa dilakukan dua kali seminggu dari desa Songho ke pasar di Bandiagara berjarak 10 kilometer, kata Moulaye Guindo, walikota kota terdekat Bankass.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Orang-orang bersenjata ... menembaki kendaraan, mengempiskan ban, lalu menembaki penumpang," kata Guindo.
Dia dan pejabat lokal lainnya, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan sedikitnya 31 dipastikan tewas dengan lebih banyak lagi yang terluka atau hilang.
Desa-desa tersebut berada di jantung wilayah Mopti, pusat kekerasan di Mali yang dipicu oleh pemberontak yang terkait dengan Al Qaeda dan Negara Islam ISIS.
Sebuah memo keamanan internal, yang dibagikan oleh sebuah sumber, mengatakan responden pertama di tempat serangan terbaru menemukan 25 mayat yang terbakar di dalam truk.
Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan kerangka bus penumpang yang dipenuhi mayat, masih membara di kursi mereka. Menurut Reuters, belum ada klarifikasi dari pihak berwenang atas kebenaran gambar itu..
Serangan jihadis telah melonjak di seluruh wilayah Sahel Afrika, menewaskan ribuan orang dan menggusur jutaan orang di Mali, Burkina Faso dan Niger.
Serangan di Nigeria
Militan Islam menewaskan tujuh tentara Nigeria, termasuk seorang komandan dan seorang letnan, di negara bagian Borno di Nigeria utara, kata seorang sumber militer dan dua penduduk kepada Reuters, Jumat.
Pemberontak, yang menurut sumber-sumber itu bersama Negara Islam Provinsi Afrika Barat (ISWAP), menyerang sebuah pos militer di Rann, Kala Balge, di negara bagian Borno, dengan tiga truk sekitar pukul 1:30 pagi, Mereka menembak secara sporadis selama satu jam.
Ketika penembakan berhenti, tentara yang mengejar ke arah kota, disergap sehingga 7 orang tewas, kata sumber tersebut.
"Mereka bersembunyi di dalam kota, menyergap dan membunuh kapten, letnan dan lima tentara lainnya," kata sumber militer.
Seorang juru bicara militer tidak membalas panggilan atau pesan teks yang meminta komentar.
Militer Nigeria memerangi pemberontakan di timur laut Nigeria selama lebih dari 12 tahun, yang diawali oleh Boko Haram dan kemudian bergabung dengan ISWAP, afiliasi regional Negara Islam ISIS. PBB memperkirakan bahwa konflik tersebut telah menewaskan sekitar 350.000 orang pada akhir tahun 2020.