Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Militer Myanmar akhirnya terang-terangan menyatakan akan menembak demonstran di kepala jika terus melawan. Hal tersebut mereka nyatakan menjelang pelaksanaan Hari Militer Myanmar pada Sabtu ini, 27 Maret 2021.
"Kalian perlu tahu bahwa kalian bisa saja ditembak di kepala dan di punggung," ujar Militer Myanmar dalam peringatannya, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 26 Maret 2021.
Sebelumnya, Militer Myanmar selalu mengelak jika dituduh dengan sengaja menembak warga di kepala. Mereka mengklaim selalu mengacu pada standar-standar internasional ketika mencoba "menertibkan" warga yang berdemonstrasi.
Statistik berkata berbeda. Menurut data dari Asosiasi Bantuan Hukum Terhadap Tahanan Politik (AAPP), 90 persen dari 320 korban jiwa kudeta Myanmar adalah mereka yang tewas ditembak personil militer.
Apabila jumlah mereka yang tewas ditembak diperinci lagi, sebanyak 25 persen di antaranya adalah mereka yang ditembak di kepala. Hal itu, menurut AAPP, mengindikasikan Militer Myanmar sejak awal tidak berniat untuk melumpuhkan warga, tetapi membunuhnya.
Lebih lanjut, secara gender, 90 persen dari total korban meninggal adalah pria. Sementara itu, secara umur, 36 persen dari total korban adalah mereka yang berusia 24 tahun ke bawah.
Data Militer Myanmar berbeda dengan AAPP. Mereka berkata, ada 173 orang yang meninggal selama kudeta Myanmar dan sembilan di antaranya adalah personil mereka. Per berita ini ditulis, data kedua belah pihak belum bisa diverifikasi lebih lanjut.
Baca juga: Lanjutkan Tekanan ke Militer Myanmar, Amerika Hukum Konglemerasi Bisnis Junta
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini