Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

27 Maret 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INGGRIS
Serangan Teroris di Dekat Gedung Parlemen

Kepolisian London menyatakan pelaku serangan yang menewaskan 5 orang dan melukai 40 lainnya di dekat Gedung Parlemen di Westminster, London, "terilhami terorisme internasional". "Kami menduga ini terkait dengan teroris Islam," kata Komisaris Polisi Metropolitan London Mark Rowley kepada wartawan, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis pekan lalu.

Rowley mengatakan polisi telah mengidentifikasi pelaku. Tapi dia masih menolak untuk mengumumkan detailnya.

Melalui pernyataannya di luar kantornya di Downing Street, Perdana Menteri Theresa May mengecam serangan itu dan menyebutnya sebagai "sakit dan putus asa". "Lokasi serangan ini bukan kebetulan," ujarnya.

Serangan itu bermula dari sebuah mobil yang menabrak jalur pejalan kaki di Jembatan Westminster, menewaskan tiga orang dan melukai puluhan lainnya. Mobil kemudian menabrak pagar dekat gedung parlemen. Dari sini, seorang pria berusia sekitar 40 tahun berusaha melanjutkan serangan dan sempat menikam seorang polisi hingga tewas. Pria ini ditembak mati oleh polisi.

Seorang turis yang sedang berada di lokasi, Babi Nagy, mengatakan banyak orang terkejut saat sebuah mobil hitam mengebut dan menabrak sejumlah orang. "Saya melihat sejumlah orang tertabrak dan bergeletakan di jalan. Kami langsung berpikir ini serangan teror," katanya.

AMERIKA SERIKAT
FBI Selidiki Kaitan Trump-Rusia Sejak Juli

Dugaan tentang adanya persekongkolan antara tim kampanye Donald Trump dan pejabat Rusia memang bukan hal yang mengada-ada. Direktur Badan Penyidik Federal Amerika Serikat atau FBI, James Comey, mengatakan telah menyelidiki hal ini sejak Juli 2016.

Comey mengungkapkan hal itu untuk pertama kalinya kepada Komite Intelijen Kongres pada Senin pekan lalu. Menurut Comey, seperti dilaporkan Politico, penyelidikan mencakup kaitan antara sejumlah pejabat dalam tim kampanye Trump dan pemerintah Rusia. Diselidiki pula apakah ada koordinasi antara tim kampanye Trump dan Rusia serta apakah terjadi pelanggaran hukum.

Penyelidikan FBI dilakukan selama puncak kampanye Rusia yang diduga mengacaukan pemilihan Presiden Amerika dan akhirnya membantu terpilihnya Trump sebagai presiden. Tapi Comey menolak mengomentari apa jenis koordinasi atau kontak antara tim kampanye Trump dan pejabat Moskow itu.

Comey menyatakan tidak tahu berapa lama penyelidikan akan berakhir. "Biasanya tidak ada batas waktu," katanya.

Penyelidikan FBI dilakukan selang beberapa pekan setelah Christopher Steele, bekas anggota intelijen Inggris, MI6, melaporkan terjadinya hubungan antara penasihat kampanye Trump dan pejabat Istana Kepresidenan Rusia, Kremlin, selama kampanye pemilihan presiden 2016.

INGGRIS
Larangan Alat Elektronik di Penerbangan

Mengikuti jejak Amerika Serikat, Inggris mengumumkan larangan membawa perangkat elektronik tertentu ke dalam kabin pada penerbangan ke Inggris dari enam negara Timur Tengah. Mengutip juru bicara kantor Perdana Menteri Inggris Theresa May, laporan The Independent pada Rabu pekan lalu menyebutkan larangan itu diterapkan pada penerbangan langsung menuju Inggris dari Turki, Libanon, Mesir, Arab Saudi, Yordania, dan Tunisia.

Larangan itu memasukkan telepon, komputer jinjing, dan tablet berukuran lebih dari 16 x 9,3 x 1,5 sentimeter ke kelompok perangkat yang tidak diperbolehkan dibawa ke dalam kabin pesawat. Sebagian besar telepon pintar akan tetap diizinkan untuk dibawa ke kabin.

Juru bicara Perdana Menteri mengatakan, "Aturan keamanan tambahan itu mungkin akan mengganggu para penumpang dan penerbangan, dan kami mengerti jika (aturan) itu akan membuat frustrasi. Tapi prioritas utama kami selama ini adalah menjaga keamanan warga negara Inggris."

Aturan ini dikeluarkan dengan alasan ada ancaman teror melalui penggunaan peralatan elektronik yang dilarang tersebut. Larangan serupa sebelumnya diberlakukan oleh Amerika untuk penerbangan dari Yordania, Mesir, Turki, Arab Saudi, Kuwait, Maroko, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus