Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

20 Februari 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MALAYSIA
Kakak Tiri Kim Jong-un Dibunuh

Kakak pemimpin Korea Utara yang bertahun-tahun hidup di pengasingan di Cina, Kim Jong-nam, tewas dibunuh secara misterius di Malaysia, Senin pekan lalu. Menurut Kepala Polisi Negara Bagian Selangor Abdul Samah Mat, lelaki 45 tahun itu diduga diserang di area keberangkatan Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur ketika hendak naik ke pesawat menuju Macau.

"Kepalanya dikerudungi dengan kain yang diduga mengandung semacam cairan," kata Abdul Samah. Dia mengungkapkan, saat kejadian, ada seorang perempuan tak dikenal berada di dekat Kim Jong-nam. Nyawa lelaki yang semula diyakini bakal menjadi ahli waris kekuasaan ayahnya, Kim Jong-il, itu tak bisa diselamatkandia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Polisi menduga Kim Jong-nam ¡©diracun.

Belum jelas siapa di belakang pembunuhan itu, juga sebabnya. Tapi, menurut laporan CNN, hingga Kamis pekan lalu polisi telah mencokok tiga orang-dua perempuan dan seorang laki-laki. Menurut polisi, seorang di antaranya, perempuan bernama Siti Aisyah, 25 tahun, membawa paspor Indonesia.

Mengutip sumber-sumber resmi yang tak disebut namanya, media Malaysia memberitakan bahwa Korea Utara telah meminta kakak Kim Jong-un itu. Tapi Abdul Samah mengatakan pada Rabu pekan lalu tak ada yang datang dan jenazah akan tetap berada di kamar mayat sampai diklaim pihak keluarga.


REPUBLIK DOMINIKA
Penyiar Radio Ditembak di Studio

Sejumlah orang yang belum diketahui identitasnya menembak dua wartawan saat sedang melakukan siaran. Menurut polisi dan media setempat, para pelaku merangsek masuk ke studio Radio 103.5 FM pada Selasa pekan lalu dan langsung menembak Luis Manuel Medina, penyiar yang sedang membawakan acara berita.

Polisi mengatakan, beberapa saat sebelumnya, direktur radio itu, Leonidas Martinez, juga tewas dibunuh di kantornya. "Dua orang tewas dan seorang lainnya luka-luka," kata juru bicara polisi, William Alcantara, seperti dikutip AFP. Korban luka-luka itu, menurut dia, adalah sekretaris radio tersebut.

Saat kejadian, pagi itu, Medina sedang membawakan acara investigasi Milenio Caliente atau Milenium Aktual. Acara ini dianggap berpengaruh di negara Karibia, yang merupakan tujuan wisatawan asing itu.

Belum diketahui motif pembunuhan tersebut. Dalam pernyataan resmi, Interamerican Press Society (SIP) mengutuk pembunuhan itu. Kepala kebebasan persnya, Roberto Rock, di markas SIP di Miami, Amerika Serikat, mendesak penyelidik "memecahkan kasus pembunuhan itu dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan".


PALESTINA-ISRAEL
Solusi Dua Negara, Trump Tak Tegas

Jalan menuju perdamaian antara Palestina dan Israel tampaknya bakal semakin terjal. Dalam pernyataan resminya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tak secara tegas mengatakan akan melanjutkan komitmen negara itu terhadap solusi dua negara.

Saat melangsungkan konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang berkunjung ke Washington, DC, pada Rabu pekan lalu, Trump mengatakan akan mendukung solusi satu negara jika kedua pihak-Israel dan Palestina-setuju. "Saya terbuka pada opsi dua negara atau satu negara. Saya akan mendukung opsi apa pun yang dipilih kedua pihak," katanya, seperti dikutip Reuters.

Menurut Trump, Amerika akan mendorong perdamaian dan perjanjian damai. Dia mengatakan upaya yang ada memang sedang ke arah itu. Tapi, "Kedua pihak harus berkonsultasi langsung untuk mencapai kesepakatan."

Menanggapi pernyataan Trump, Presiden Palestina Mahmud Abbas menegaskan bahwa rakyat Palestina ingin solusi dua negara. "Presiden Palestina menekankan komitmennya terhadap solusi dua negara dan hukum internasional serta legitimasi masyarakat internasional untuk mengakhiri pendudukan Israel serta berdirinya negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota," katanya.

Solusi dua negara merupakan ide Amerika dan masyarakat internasional untuk memastikan Palestina dan Israel melanjutkan kehidupan bertetangga sejak lebih dari dua dasawarsa lalu. Pernyataan Trump itu bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pendirian masyarakat internasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus