Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amerika Serikat
Rusuh setelah Penembakan Pria Kulit Hitam
Ratusan personel Garda Nasional dan Patroli Jalan Layang dikerahkan menyusul kerusuhan malam kedua yang dipicu penembakan polisi terhadap seorang pria kulit hitam di kota Charlotte, North Carolina, Amerika Serikat, Kamis pekan lalu. Kini jam malam diberlakukan di kota itu.
Menurut polisi, Keith Lamont Scott, 43 tahun, berkulit hitam, ditembak mati oleh polisi pada Selasa pekan lalu. Dia menolak menjatuhkan sepucuk pistol dari tangannya. Namun keluarganya dan seorang saksi menyebutkan Scott tengah menggenggam sebuah buku, bukan senjata api.
Pawai damai sebagai reaksi penembakan itu berubah menjadi rusuh pada Rabu malam saat massa demonstran melemparkan batu dan botol ke arah satuan polisi antihuru-hara, merusak jendela dan pintu rumah, serta menjarah toko-toko di pusat Kota Charlotte.
Menurut BBC, polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan massa. Belasan warga terluka dan seorang pendemo kondisinya kritis. Scott adalah pria kulit hitam ketiga yang tewas di tangan polisi dalam sepekan terakhir. Penembakan itu memicu protes seluruh negeri.
Myanmar
Janji Suu Kyi untuk Suku Minoritas
Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Myanmar, Aung San Suu Kyi, berjanji menjunjung tinggi hak asasi manusia kaum minoritas dalam pidato pertama di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat, Kamis pekan lalu.
Namun pidato pertama Suu Kyi itu menghindari kata "Rohingya", etnis muslim yang tinggal di Negara Bagian Rakhine, yang dalam empat tahun terakhir tinggal di pengungsian kumuh.
Suu Kyi menyatakan komitmen Myanmar untuk solusi berkelanjutan yang mengarah ke perdamaian, stabilitas, dan pembangunan bagi semua komunitas, seperti dikutip Associated Press. Pemerintah menerapkan pendekatan holistik dengan program jangka pendek dan panjang.
Sayangnya, menurut kritik, kaum Rohingya tetap tidak masuk ke kelompok minoritas yang dikatakan Suu Kyi di atas.
Afganistan
Perdamaian dengan 'Teroris'
Pemerintah Afganistan pada Kamis pekan lalu meneken kesepakatan damai dengan seorang figur yang disebut salah satu "teroris global".
Kesepakatan dengan panglima perang Gulbuddin Hekmatyar adalah kesepakatan perdamaian pertama sejak Taliban yang digusur dari kekuasaan melancarkan perlawanan terhadap Kabul pada 2001.
Poin utama kesepakatan itu adalah memberikan hak-hak politik kepada partai Hekmatyar, Hezb-i-Islami, dan mewajibkan pemerintah bekerja untuk menghapus Hekmatyar dari daftar organisasi teroris asing Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Hekmatyar oleh Amerika Serikat dicap sebagai "teroris global" pada 2003. Dia masuk daftar hitam Washington atas permintaan PBB pada tahun yang sama, dan status serupa oleh pemerintah Inggris.
Seperti dilaporkan ABC News, kesepakatan bersejarah pekan lalu itu terjadi setelah bertahun-tahun perundingan antara Kabul dan Hekmatyar. Setelah 20 tahun eksil, kini Hekmatyar dinyatakan boleh masuk ke Afganistan. Upacara penandatanganan di Kabul disiarkan langsung di televisi.
Suriah
Konvoi Kemanusiaan Kembali Bergerak
Konvoi Perserikatan Bangsa-Bangsa bergerak kembali mengirim bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah warga sipil yang terkepung di dekat Ibu Kota Damaskus. Ini terjadi setelah iring-iringan dihentikan 48 jam sebelumnya karena tiadanya jaminan keamanan.
Jaminan itu penting setelah pesawat tempur menghantam truk-truk bantuan Bulan Sabit Merah Suriah di dekat Aleppo, awal pekan lalu, menewaskan seorang anggota staf dan 20 warga sipil. Sekitar 6 juta warga Suriah terkepung perang; berada di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Juru bicara kantor PBB untuk Koordinasi Bantuan Kemanusiaan (OCHA), Jens Laerke, kepada Reuters mengatakan mereka sudah mengirim konvoi bantuan antarlembaga yang akan menyeberangi garis konflik ke area yang terkepung di pinggir Damaskus.
Dalam insiden ini, Amerika Serikat dan Rusia saling tuding. Selasa pekan lalu, pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat merilis temuan dua jet Rusia Su-24 terbang di atas area saat serangan terjadi. Baik Rusia maupun Suriah membantah.
Sebaliknya, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, menyatakan satu pesawat tanpa awak Predator dari pangkalan Incirlik, Turki, terbang ke tempat konvoi itu diserang. Jet nirawak itu pergi 30 menit kemudian. Pentagon membantah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo