Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BRASIL
Rousseff, Sementara Selesai
Melalui pemungutan suara, Senat mencopot Dilma Rousseff dari jabatan presiden. Keputusan pada Rabu pekan lalu itu—berarti Rousseff dinyatakan bersalah telah melanggar undang-undang anggaran negara—disambut demonstrasi pendukung presiden perempuan pertama Brasil tersebut di Sao Paulo.
Di kota terbesar di Brasil itu, polisi bekerja keras membubarkan demonstran yang marah dan cenderung merusak—mereka menyalakan api dan menghancurkan sejumlah properti. Polisi sampai harus menembakkan gas air mata.
Michel Temer, sang wakil presiden yang sejak Mei lalu menggantikan Rousseff sebagai penjabat presiden, meminta rakyat Brasil tenang. ”Ini sebuah momen harapan, untuk membangun kembali kepercayaan di Brasil. Ketidakpastian sudah berakhir. Inilah waktunya untuk menyatukan negara,” kata politikus 75 tahun yang memimpin Partai Gerakan Demokratis Brasil ini, seperti dikutip CNN.
Temer diambil sumpah pada Rabu siang pekan lalu. Dia akan melanjutkan jabatan Rousseff hingga masanya berakhir, 1 Januari 2019.
Bagi Temer, tak ada waktu untuk merayakan ”bulan madu”. Segera setelah diambil sumpah, dia melangsungkan rapat dengan kabinetnya. Dia berjanji mengatasi masalah pengangguran. ”Saya tak bilang ini tugas yang mudah, karena di negara ini kita punya hampir 12 juta penganggur,” ujarnya. ”Ini angka yang mengerikan, dan memang tak ada yang membanggakan dari pengangguran.”
Pemungutan suara di Senat merupakan puncak dari proses pemakzulan yang sudah berjalan berbulan-bulan. Rousseff, bekas gerilyawan Marxis yang kini berusia 68 tahun, sebelumnya menyatakan tak berbuat salah dan mengaku bangga telah ”setia pada komitmennya terhadap negara”. Karena luput dari upaya untuk melucuti hak politiknya, Rousseff masih punya kesempatan untuk mencalonkan diri lagi.
SINGAPURA
Jumlah Kasus Zika Melonjak
Pihak berwenang telah memastikan ada 115 kasus infeksi virus zika, termasuk seorang perempuan hamil. Hal ini dikemukakan oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Lingkungan Nasional dalam konferensi pers bersama pada Rabu malam pekan lalu.
Selain itu, sudah diidentifikasi sebuah kawasan di Bedok North Avenue 3 yang potensial timbul kasus serta adanya 24 kasus baru, kebanyakan dari kawasan yang ada. Dari 24 kasus itu, pihak berwenang menyatakan 22 di antaranya dari kawasan Sims Drive/Aljunied Crescent, yang kini juga diperluas ke kawasan Kallang Way dan Paya Lebar Way.
Pasien hamil yang dipastikan terinfeksi diketahui tinggal di kawasan Sims Drive/Aljunied Crescent. Menurut pihak berwenang, perempuan itu memperlihatkan gejala terjangkit virus zika dan dibawa ke Rumah Sakit Wanita dan Anak-anak KK.
”Dengan berjalannya waktu, kami memperkirakan kasus zika muncul dari kawasan-kawasan lain. Kita harus bekerja dan membuat rencana berdasarkan fakta bahwa ada transmisi zika di bagian-bagian lain Singapura dan memperluas upaya kontrol di luar kawasan yang sudah terkena dampak,” kata Menteri Kesehatan Gan Kim Yong, seperti dikutip Channel NewsAsia.
Dinas Lingkungan Nasional menyatakan akan memulai operasi pengendalian nyamuk di kawasan-kawasan potensial baru di Bedok North Avenue 3. Di kawasan lain, operasi pemberantasan serangga penyebar penyakit itu akan ditingkatkan.
PAKISTAN
Perbatasan Chaman Dibuka Lagi
Pakistan membuka lagi perbatasannya di wilayah barat daya, yang bersebelahan dengan Afganistan, untuk lalu lintas rutin. Fasilitas perbatasan Chaman ini sempat dua pekan ditutup, yang menyebabkan penumpukan ribuan pelancong dan konvoi dagang di kedua negara.
Seorang juru bicara Frontier Corps, paramiliter yang menjaga perbatasan Pakistan, pada Rabu pekan lalu, mengungkapkan ”perundingan yang berhasil” di antara pejabat senior perbatasan kedua negara setuju memulihkan lalu lintas. Sebuah pernyataan resmi Pakistan menyebutkan para perunding Afganistan ”mengecam insiden 18 Agustus” dan berjanji mengambil tindakan pencegahan.
Menurut laporan VOA, insiden yang menyebabkan penutupan perbatasan itu terjadi ketika berlangsung demonstrasi anti-Pakistan oleh warga Afganistan. Pejabat-pejabat di Islamabad mengatakan para pemrotes yang marah menyerang gerbang perbatasan dan membakar bendera Pakistan.
Menurut para pedagang kedua negara, penutupan perbatasan merugikan mereka jutaan dolar. Mereka mendesak pemerintah kedua negara memastikan pergerakan orang dan barang tak mengalami gangguan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo