Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

7 Desember 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AMERIKA SERIKAT
Obama Serukan Lagi Kontrol Senjata

Presiden Barack Obama mengulang seruannya tentang kontrol senjata api yang lebih ketat, beberapa saat setelah peristiwa penembakan massal di San Bernardino, California, Rabu pekan lalu. Menurut dia, pengetatan itu penting agar frekuensi kejadian penembakan massal di Amerika bisa ditekan.

Kepada CBS News, Obama menyerukan "undang-undang keamanan senjata yang masuk akal". Dia juga mendesak anggota legislatif menyetujui undang-undang yang berfungsi mencegah seseorang yang masuk daftar larangan terbang membeli senjata api secara resmi.

Tentang penembakan di San Bernardino, Obama berkata dalam wawancara itu, "Kita semestinya tak berpikir bahwa hal ini hanyalah sesuatu yang terjadi sebagai peristiwa biasa karena di negara lain hal serupa tak terjadi dalam frekuensi yang sama."

Penembakan di fasilitas bagi difabel milik Inland Regional Center menjelang siang itu menewaskan 14 orang dan melukai tak kurang dari 17 orang. Dalam pengejaran terhadap tiga orang yang diduga sebagai pelaku, polisi menembak tewas dua orang di antaranya, yang berkendaraan bersama, tak jauh dari lokasi kejadian. Mereka bersenjata senapan yang diduga AK-47. Namun motif penembakan dan identitas mereka belum jelas.

Obama berupaya keras menggalang dukungan untuk amendemen undang-undang pengaturan senjata, terutama setelah beberapa kali kejadian penembakan massal. Tapi seruannya selalu berakhir sia-sia.

PAKISTAN
Pemimpin Taliban Dikabarkan Terluka

Baku tembak antar-anggota senior Taliban dikabarkan melukai Mullah Akhtar Mansour, pemimpin tertinggi kelompok ini. Satu sumber dari dalam Taliban mengatakan pada Rabu pekan lalu bahwa peristiwa itu terjadi di wilayah Pakistan. Tapi juru bicara Taliban membantahnya dan menyebut kabar itu tak berdasar.

Dua komandan Taliban yang tak disebutkan namanya mengatakan Mansour terluka ketika perselisihan di kediaman pemimpin senior bernama Mullah Abdullah Sarhadai di luar Quetta, wilayah barat Pakistan, tak terhindarkan, berkaitan dengan masalah strategis. "Dalam sebuah diskusi, para senior berbeda pendapat, lalu mereka saling tembak," ujar salah seorang komandan itu, seperti dikutip Reuters.

Menurut dia, lima anggota senior tewas di tempat dan lebih dari sepuluh lainnya, termasuk Mullah Mansour, terluka serius. Mansour, kata dia, dirawat di sebuah rumah sakit swasta karena terkena empat peluru senapan serbu AK-47.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, membantah kabar tersebut. Mansour, menurut dia, sedang berada di Afganistan. "Ini rumor yang sepenuhnya tak berdasar. Tidak terjadi apa-apa pada Akhtar Mohammad Mansour. Dia baik-baik saja," katanya seraya menuding intelijen Afganistan di balik beredarnya kabar itu.

Simpang-siurnya kebenaran atas kejadian ini menunjukkan masih membingungkannya situasi kepemimpinan kelompok Islam yang dianggap militan itu sejak kematian Mullah Mohammad Omar dua tahun lalu. Sebagai wakilnya, Akhtar Mansour ditunjuk menggantikan Mullah Omar pada Juli lalu. Namun, karena pertentangan internal masih kuat, prospek perundingan perdamaian demi Afganistan sulit dibilang bagus.

ARAB SAUDI
Hak untuk Perempuan Cerai dan Janda

Arab Saudi dikabarkan membolehkan perempuan cerai dan janda mengelola urusan keluarga tanpa persetujuan pria atau perintah pengadilan. Menurut Al Riyadh, surat kabar pemerintah, Kementerian Dalam Negeri segera menerbitkan surat yang akan mendukung pelaksanaan ketentuan baru itu.

Tak disebutkan kapan kebijakan baru itu dimulai. Yang jelas, itu merupakan langkah besar untuk mencabut sebagian hak pria terhadap perempuan dalam keluarga.

Pada masa pemerintahan Raja Abdullah, Arab Saudi sebenarnya telah melakukan reformasi demi memberikan hak bagi perempuan. Tapi, berkaitan dengan urusan keluarga, pembatasan masih berlaku ketat. Upaya menyamakan kedudukan perempuan terhalangi kekuasaan ulama dan masyarakat yang sangat konservatif.

Dalam laporannya pada Rabu pekan lalu, Al Riyadh menyebutkan Kementerian Dalam Negeri akan menerbitkan kartu keluarga tidak hanya untuk pria, tapi juga buat perempuan cerai dan janda. Dengan kartu itu, mereka diberi kekuasaan antara lain mendaftarkan anak ke sekolah dan menyetujui prosedur medis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus