Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

6 Oktober 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INDIA
Modi Bisa Kunjungi Amerika Serikat

Perdana Menteri India yang baru, Narendra Modi, bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam perjamuan makan malam di Gedung Putih, Selasa pekan lalu. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat meningkatkan kemitraan strategis bilateral.

"Sangat alami bagi India dan Amerika Serikat menjalin hubungan strategis. Kami sudah memiliki fondasi kuat dalam kemitraan dan sekarang kami harus menghidupkan kembali momentum kedua negara," kata Modi dalam bahasa Hindi, seperti dilansir The Economic Times, Rabu pekan lalu.

Pembicaraan selama 90 menit di Ruang Oval Gedung Putih menjadi pertemuan bilateral pertama Modi dan Obama sebagai kepala negara. Pada 2005, pemerintah Amerika menolak visa Modi berdasarkan undang-undang yang membatasi masuknya warga asing yang telah melakukan pelanggaran berat dalam perkara kebebasan beragama.

Pada 2002, ketika Modi baru saja menjadi Kepala Menteri Negara Bagian Gujarat, lebih dari 1.000 orang-sebagian besar umat Islam-tewas dalam kerusuhan sektarian di wilayah itu. Modi, seorang nasionalis Hindu, dituduh membantu menghasut orang banyak. Polisi yang berada di bawah tanggung jawabnya dituduh bergabung dengan perusuh dan menembak warga sipil muslim.

Kini, setelah terpilih sebagai perdana menteri, Modi dapat bebas berkunjung ke Amerika karena mendapat visa khusus A-1, yang diberikan bagi pejabat kepala pemerintahan.

INGGRIS
Pukulan Telak bagi Cameron

Pemerintah Perdana Menteri Inggris David Cameron tengah mengalami pukulan berat setelah seorang menterinya mengundurkan diri akibat skandal seks dan seorang politikus Partai Konservatif menyeberang ke Partai Independen Inggris (UKIP). Dua pukulan ini memupuskan harapan Cameron bisa memanfaatkan konferensi partainya untuk berkonsolidasi menjelang pemilihan umum pada Mei tahun depan.

"Hal itu membuat frustrasi, dan terus terang kontraproduktif serta sedikit tidak masuk akal," kata Cameron, seperti dilansir Irish Times, Ahad pekan lalu.

Mark Reckless, anggota parlemen dari Rochester dan Strood, mengumumkan berpindah haluan ke UKIP dalam konferensi partai anti-Uni Eropa di Doncaster. Keputusan ini diambil hanya beberapa pekan setelah Dauglas Carswell, mantan anggota parlemen dari Partai Konservatif untuk Clacton, bergabung dengan partai yang dipimpin Nigel Farage itu dengan menyatakan Partai Konservatif tidak serius mereformasi Uni Eropa.

Setelah masalah pembelotan itu, muncul skandal seks yang dilakukan Menteri untuk Masyarakat Sipil Brooks Newmark. Pria 56 tahun ini mengumumkan pengunduran dirinya setelah sebuah surat kabar memberitakan ia mengirimkan foto "bermuatan seksual" kepada seorang wanita lewat Internet.

The Sunday Mirror menulis ayah lima anak itu melakukan pertukaran foto secara online dengan seorang reporter pria yang berpura-pura menjadi aktivis perempuan. Disebutkan, dalam percakapan privat di situs jejaring sosial, Newmark mengirimkan foto dirinya mengenakan setelan piyama.

Insiden itu dianggap sebagai kemunduran bagi pemerintahan Konservatif yang dipimpin Cameron.

AFGANISTAN
Tentara Amerika Tetap di Afganistan

Pemerintah baru Afganistan akhirnya menandatangani kesepakatan keamanan jangka panjang dengan Amerika Serikat yang sempat lama tertunda. Kesepakatan itu memungkinkan pasukan Amerika tetap berada di Afganistan hingga tahun depan.

Presiden Afganistan sebelumnya, Hamid Karzai, menolak menandatangani kesepakatan keamanan bilateral itu. Akibatnya, hubungan kedua negara sempat tegang dan meningkatkan kekhawatiran keamanan.

Di bawah pemerintah baru yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani Ahmadzai, kesepakatan itu akhirnya ditandatangani oleh Penasihat Keamanan Nasional Afganistan Hanif Atmar dan Duta Besar Amerika untuk Afganistan, James Cunningham. Penandatanganan dilakukan pada Selasa pekan lalu di Istana Presiden.

"Kami telah menandatangani sebuah kesepakatan untuk kebaikan seluruh rakyat. Hubungan ini memungkinkan kebersamaan dalam menghadapi ancaman dan berbagi kepentingan bersama," kata Presiden Ghani, menyambut penandatanganan itu, seperti dilansir The New York Times.

Kesepakatan keamanan bilateral itu memungkinkan 9.800 tentara Amerika tetap berada di Afganistan hingga tahun depan. Misi tempur internasional tentara itu berakhir pada 31 Desember mendatang. Tentara Amerika yang tinggal akan diberi tugas memberi pelatihan kepada tentara dan polisi Afganistan sebagai antisipasi menghadapi ancaman Taliban.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus