Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PALESTINA
Remaja-remaja Tewas, Israel-Palestina Memanas
Warga Palestina menuduh kelompok ekstremis Israel menculik dan membunuh seorang remaja Arab—perkembangan mutakhir yang menimbulkan bentrokan di Yerusalem Timur. Remaja Arab itu ditemukan tewas dengan tubuh terbakar dan diduga dibunuh sebagai pembalasan atas tewasnya tiga remaja Israel yang diculik beberapa waktu lalu.
Untuk meredakan ketegangan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak dilakukan penyelidikan mendalam dan meminta masyarakat menghormati hukum.
Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas menuding kelompok ekstremis di permukiman Yahudi yang bertanggung jawab dan meminta Israel menyeret pelaku pembunuhan ke pengadilan. "Warga Israel di permukiman telah membunuh dan membakar anak kecil itu. Kami semua tahu. Saya menuntut pemerintah Israel menangkap pelaku," kata Abbas, seperti dilansir Associated Press, Rabu pekan lalu.
Kematian remaja Arab bernama Mohammed Abu Khdeir itu meningkatkan ketegangan antara Israel dan Otoritas Palestina. Kabar Khdeir yang dibunuh dan diculik di Yerusalem mengakibatkan kerusuhan dan dianggap sebagai bentuk balas dendam Israel.
Sebelumnya, keadaan sudah memanas setelah tiga remaja Israel ditemukan tewas pada Senin pekan lalu, dua minggu setelah mereka dinyatakan hilang dari Tepi Barat. Israel menuduh Hamas, kelompok militan Islam yang mengontrol Jalur Gaza, berada di balik penculikan tiga remaja itu. Akibat kematian tiga remaja Israel itu, Israel menggempur Tepi Barat dan menangkap ratusan anggota Hamas sebagai bagian dari perburuan mencari pelaku.
PRANCIS
Polisi Tahan Mantan Presiden Sarkozy
Setelah tak lagi menjabat Presiden Prancis sejak 2012, Nicolas Sarkozy kini harus menghadapi kasus hukum. Polisi menangkap Sarkozy saat berada di Nanterre, sebelah barat Paris, pada Selasa pekan lalu atas tuduhan penyalahgunaan wewenang dan korupsi.
Sarkozy diduga menjanjikan jabatan kepada hakim agar mendapat bocoran informasi mengenai penyelidikan yang melibatkan dirinya. Pada 2010, muncul laporan yang menyebutkan bahwa Sarkozy mendapat sumbangan gelap dari Liliane Bettencourt, ahli waris perusahaan kosmetik L'Oreal, untuk membiayai kampanyenya pada 2007. Mengutip laporan The New York Times, Sarkozy juga disebut mendapat sumbangan gelap 50 juta euro (lebih dari Rp 800 miliar) dari Muammar Qadhafi, pemimpin Libya saat itu.
Penangkapan Sarkozy dilakukan setelah polisi antikorupsi menyadap telepon pribadinya. Jika semua tuduhan itu terbukti, pria 59 tahun ini bisa menghadapi hukuman hingga 10 tahun penjara dan denda 150 ribu euro.
Sarkozy membantah semua tuduhan itu. Dia malah menuding tuduhan itu dibuat oleh mantan sekutu Qadhafi atas dasar motif politik. Dulu Sarkozy terlibat dalam operasi militer internasional di Libya yang akhirnya menggulingkan Qadhafi. "Ada sejumlah pihak yang ingin mempermalukan saya. Saya tidak pernah punya keinginan melawan hukum yang berlaku," kata Sarkozy seperti dilansir CNN, Kamis pekan lalu.
Sarkozy sempat menikmati masa tak tersentuh hukum atau impunitas saat menjabat Presiden Prancis. Namun hak istimewa itu berakhir begitu ia meletakkan jabatan pada 2012 dan rumahnya di Paris yang ditempati bersama istri ketiganya, Carla Bruni, digerebek polisi antikorupsi.
MALAYSIA
Diplomat Terancam Penjara Selandia Baru
Kepolisian Selandia Baru menangkap seorang diplomat Malaysia atas tuduhan percobaan pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap wanita berusia 21 tahun yang tinggal di kawasan Wellington. Saat penangkapan berlangsung, 9 Mei lalu, diplomat bernama Muhammad Rizalman bin Ismail itu baru saja membuntuti seorang perempuan yang sedang dalam perjalanan pulang dan berniat memerkosanya.
Rizalman sempat menghadiri sidang di Selandia Baru terkait dengan tuduhan perampokan dan percobaan pemerkosaan. Namun dia menggunakan kekebalan diplomatiknya untuk meloloskan diri dari hukuman dengan pulang ke Malaysia pada 22 Mei lalu.
Kepulangan Rizalman membuat Perdana Menteri Selandia Baru John Key marah. "Kami nyatakan dengan jelas kami tidak berada dalam satu ilusi apa pun menyangkut keseriusan Selandia Baru terhadap masalah itu, dan kami berharap tersangka segera diajukan ke pengadilan," katanya seperti dilansir BBC, Selasa pekan lalu.
Pemerintah Malaysia sempat meminta Wellington mencabut kasus itu dan menjanjikan Rizalman tak akan pernah ditugasi ke Selandia Baru di masa depan. Belakangan, pemerintah Malaysia menyatakan akan mengirim kembali Rizalman ke Selandia Baru untuk menghadapi dakwaan. "Pemerintah Malaysia memandang keputusan ini akan memberi kesempatan bagi Muhammad Rizalman untuk bekerja sama penuh dan membantu pemerintah Selandia Baru dalam investigasi terkait dengan tuduhan yang dilayangkan kepadanya," demikian pernyataan pemerintah Malaysia.
Rizalman diketahui bekerja di komisi tinggi Malaysia di Wellington selama setahun terakhir sebagai asisten staf pertahanan. Pria 38 tahun itu terancam hukuman penjara hingga 10 tahun atas dua tuduhan perampokan dan percobaan pemerkosaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo