Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

16 Juni 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FILIPINA
Pemimpin Abu Sayyaf Ditangkap

Pihak berwenang Filipina berhasil menangkap Khair Mundos, pemimpin kunci dan penyandang dana kelompok Abu Sayyaf, Rabu pekan lalu. Mundos ditangkap di Barangay San Dionisio, Paranaque, Filipina.

Mundos adalah buron paling dicari oleh pemerintah Filipina dan Amerika Serikat. Dia diburu selama tujuh tahun.

Kepala Intelijen Angkatan Bersenjata Filipina (ISAFP) Mayor Jenderal Eduardo Ano mengatakan siapa saja yang berhasil menangkap Mundos akan mendapat imbalan US$ 500 ribu (sekitar Rp 5,9 miliar) dari pemerintah Amerika dan lima juta peso (sekitar Rp 1,3 miliar) dari pemerintah Filipina.

Sebagai penyandang dana, Mundos mengatur pengiriman dana dari Al-Qaidah yang digunakan Abu Sayyaf untuk kegiatan terorisme. "Penangkapannya akan sangat mempengaruhi operasi Abu Sayyaf dalam hal pendanaan serta hubungan mereka dengan kelompok ekstrem asing yang membantu pelatihan anggota Abu Sayyaf di Mindanao," kata Zagala, seperti dilansir Manila Times.

Mundos pernah ditangkap pada Mei 2004 atas tuduhan melakukan pencucian uang terkait dengan kegiatan terorisme. Ia berhasil melarikan diri dari penjara Kidapawan di Cotabato pada 2007 atas bantuan rekan-rekannya.

IRAK
ISIS Rebut Mosul dan Tikrit

Kelompok pemberontak militan Islamic State of Iraq and the Levant (ISIS) berhasil merebut Mosul, kota kedua terbesar di Irak. Mereka menguasai ibu kota Provinsi Nineveh itu setelah berhasil menang pertempuran sengit empat hari.

Seperti dilansir Reuters pada Selasa pekan lalu, berdasarkan keterangan warga Mosul, sesaat setelah mengalahkan pasukan pemerintah, tentara ISIS mengibarkan bendera pemberontak di beberapa gedung pemerintah. "Kota Mosul berada di luar kontrol negara dan kini dikuasai pemberontak," demikian pernyataan kantor Kementerian Dalam Negeri Irak.

Selain menguasai Mosul, kelompok militan itu menyerbu dan menahan 48 warga Turki dari kantor konsulat Turki. Mereka yang ditahan termasuk konsul jenderal, tiga anak, dan beberapa anggota pasukan khusus Turki.

Pemerintah Turki mengatakan akan mengambil tindakan tegas jika warganya yang ditahan milisi di Mosul dilukai. "Semua yang terlibat seharusnya tahu bahwa, jika warga kami dilukai dengan cara apa pun, mereka akan menjadi sasaran pembalasan yang keras," kata Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu.

Sehari setelah menguasai Mosul, milisi ISIS bergerak ke Tikrit, kota kampung halaman mantan presiden Saddam Hussein. Kepada Al Jazeera, seorang sumber mengatakan pada Rabu pekan lalu orang-orang bersenjata telah mendirikan pos pemeriksaan di sekitar Tikrit, di antara Bagdad dan Mosul. "Seluruh wilayah Tikrit kini berada di tangan milisi," kata seorang kolonel polisi.

Mosul dan Tikrit menjadi kota kedua dan ketiga yang dikuasai pemberontak ISIS tahun ini. Sebelumnya mereka berhasil merebut Falujjah.

SURIAH
Presiden Umumkan Pemberian Amnesti

Presiden Bashar al-Assad mengeluarkan keputusan pemberian "amnesti umum" atau pengampunan untuk semua tahanan, kecuali tahanan terorisme. Pengumuman ini disiarkan televisi pemerintah dan langsung disambut gembira oleh warga Suriah yang kerabatnya ditahan.

Pengumuman dikeluarkan hanya beberapa hari setelah Bashar al-Assad menang mutlak dalam pemilihan presiden. Ini kemenangan ketiga berturut-turut baginya.

Belum jelas kepada siapa saja amnesti akan diberikan, karena tak disebutkan secara spesifik. Banyak tahanan di Suriah yang ditangkap tanpa tuduhan dan hanya berdasarkan alasan politik, seperti memberi bantuan kemanusiaan ke pihak oposisi atau ikut terlibat dalam aksi protes terhadap Presiden Bashar al-Assad.

Menurut kelompok pegiat hak asasi manusia, sejak pecah pemberontakan anti-Assad pada Maret 2011, rezim pemerintah Bashar al-Assad telah menyebut pemberontak sebagai teroris. Pemerintah sudah memenjarakan ribuan orang secara sewenang-wenang.

"Amnesti itu jangan jadi janji palsu baru dan mereka yang dibebaskan hendaknya jangan digantikan oleh para pegiat baru yang dipenjarakan secara salah," kata Nadim Houry, Wakil Direktur Human Rights Watch divisi Timur Tengah dan Afrika.

Amnesti yang dikeluarkan ini bukan yang pertama. Presiden Bashar al-Assad sebelumnya mengeluarkan amnesti pada 31 Mei dan 21 Juni 2011. Dua amnesti lain diumumkan pada 15 Januari dan 16 April 2013.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus