Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

MOMEN

29 Agustus 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

VIETNAM
Demonstrasi Anti-Cina

POLISI menangkap puluhan pengunjuk rasa yang menolak menghentikan aksi anti-Cina di Hanoi, Ahad pekan lalu. Demonstran menuntut pemerintah Vietnam lebih tegas menentukan sikap dalam sengketa di Laut Cina Selatan. Pemerintah meminta massa menghentikan aksi dan seruan anti-Cina, tapi tak digubris.

Sekitar 50 demonstran berkumpul di Danau Hoan Kiem. Mereka menggelar spanduk dan meneriakkan yel-yel anti-Cina. Polisi memblokade jalan menuju danau itu dan menangkap pengunjuk rasa. "Tak ada yang salah dengan aksi unjuk rasa tersebut," kata Wakil Direktur Human Rights Watch Asia Phil Robertson. "Kami minta polisi membebaskan mereka."

Sentimen anti-Cina menjalar di Vietnam sejak awal Juni lalu. Mereka menganggap Cina melanggar kedaulatan Vietnam di Laut Cina Selatan. Demonstrasi berlangsung tanpa hambatan sampai pemerintah mengeluarkan larangan berdemo, berpawai, dan berkerumun sejak Kamis dua pekan lalu. Pemerintah tak akan menoleransi para pelanggar aturan tersebut.

NORWEGIA
Peringatan Korban Serangan

PEMBANTAIAN bulan lalu dijadikan hari berkabung nasional Norwegia. Sekitar seribu orang berkumpul di lokasi pembantaian Pulau Utoya, Sabtu pekan lalu. Mereka menyalakan lilin dan meletakkan catatan berisi tulisan tangan untuk mengenang teman mereka. Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg bergabung dalam upacara itu.

Anders Behring Breivik, pemuda ekstremis kanan, melakukan serangan membabi-buta pada 22 Juli lalu di Pulau Utoya yang menewaskan 69 jiwa. Sebelumnya, Breivik meledakkan bom di kantor perdana menteri di Oslo yang menewaskan delapan orang.

Sebagian besar korban tewas adalah pemuda dari Partai Buruh yang sedang melakukan pelatihan. Breivik mengaku sebagai dalang tewasnya 77 orang itu. Ia menyatakan bekerja sendiri saat melakukan teror tersebut.

MESIR
Gerakan Anti-Israel

HUBUNGAN Mesir-Israel memanas lantaran tewasnya lima polisi Mesir dalam serangan pasukan Israel di Gaza. Ribuan warga Mesir berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Israel. Ahad pekan lalu, politikus Mesir mendesak pemerintah mengusir Duta Besar Israel Yitzhak Levanon dari Kairo. "Darah martir kami yang tumpah ketika menjalankan tugasnya tidak akan sia-sia," kata Amr Moussa, bekas Sekretaris Liga Arab, yang mencalonkan diri sebagai Presiden Mesir.

Tentara Israel melakukan serangan ke wilayah Palestina, terutama Jalur Gaza, dalam dua pekan terakhir. Israel menyerang rombongan dari Jalur Gaza yang menyeberang ke Laut Merah Eliat melalui Semenanjung Sinai, Mesir. Jet Israel yang membombardir perbatasan Mesir itu menewaskan 15 orang. "Kami mengutuk serangan Israel," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil el-Araby.

Media pemerintah Mesir mengatakan Israel telah melanggar perjanjian perdamaian yang ditandatangani Kairo dan Tel Aviv pada 1979. Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak meminta maaf atas serangan yang menewaskan warga Mesir itu. Menurut Barak, perdamaian Israel dan Mesir sangat berarti untuk melanjutkan stabilitas di Timur Tengah.

BURMA
Suu Kyi Bertemu Presiden

TOKOH prodemokrasi Burma, Aung San Suu Kyi, bertemu pertama kalinya dengan Presiden Thein Sein di Naypyidaw, Jumat pekan lalu. Peraih Nobel Perdamaian 1990 ini mengatakan senang dan puas dengan pertemuan tersebut, tapi tak menjelaskan isi pembicaraan.

Pertemuan terjadi ketika Suu Kyi melakukan kunjungan pertama kali ke Ibu Kota Naypyidaw menghadiri sebuah acara ekonomi. Pejabat pemerintah mengatakan Suu Kyi bertemu dengan mantan jenderal tersebut di istana presiden. "Sangat bagus dan terbuka," kata seorang pejabat Burma tanpa memerinci hasil pertemuan.

Presiden Sein dipilih parlemen sebagai presiden sipil pertama seusai kekuasaan pemerintah junta militer selama hampir 50 tahun, Februari lalu. Pertemuan Suu Kyi dengan pemerintah Burma menimbulkan optimisme terhadap proses demokrasi di Negeri Seribu Pagoda. Presiden Thein Sein sudah berjanji akan melakukan dialog dengan pihak oposisi.

SURIAH
Tim Penyelidik PBB

DELEGASI Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk misi kemanusiaan tiba di Damaskus, Ahad pekan lalu. Tim ini akan ­menyelidiki kemungkinan terjadinya ke­kerasan militer terhadap kelompok antipemerintah. Kepala Urusan Kemanusiaan PBB Valerie Amos mengatakan Damaskus berjanji akan memberikan akses penuh. "Kami telah dijamin bisa menjangkau semua wilayah," kata Amos.

Suriah telah menegaskan berulang kali bahwa operasi militer terhadap pengunjuk rasa telah berakhir. Presiden Bashar al-Assad mengatakan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon bahwa operasi militer telah berhenti di lapangan. Namun belum ada verifikasi independen atas pernyataan pemerintah Suriah itu. Kelompok hak asasi manusia yakin sekitar 2.000 orang tewas dan ribuan ditahan sejak Maret lalu.

Presiden Assad menjanjikan reformasi politik, tapi menekan pengunjuk rasa dan menyebut mereka kelompok teroris. Assad mengatakan tak akan menoleransi intervensi asing atas konflik Suriah. Dia berdalih kerusuhan kian tak terkendali sehingga perlu tindakan tegas. "Mereka menjadi lebih militan," ujar ­Assad. "Namun kami mampu mengatasinya."

RUSIA
Kunjungan Kim Jong-il

PEMIMPIN Korea Utara, Kim Jong-il, melakukan lawatan ke Rusia selama sepekan. Kim bertemu dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev membicarakan kemungkinan dimulainya kembali perundingan senjata nuklir serta pembangunan jalur pipa gas.

Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, mengatakan Kim Jong-il datang atas undangan Presiden Medvedev. Kim menuju Rusia menggunakan kereta api khusus. Ia tiba di stasiun Khasan, Sabtu pekan lalu. Kim disambut para pejabat senior Rusia, termasuk Viktor Ishayev, Duta Presiden Federasi Rusia untuk Wilayah Timur Jauh.

Presiden Kim terakhir berkunjung ke Rusia pada 2002, pada masa kepemimpinan Vladimir Putin. Menurut sumber diplomatik, agenda utama lawatan Kim adalah bantuan pangan dari Moskow karena banjir memperburuk krisis pangan Korea Utara.

Yandi M.R. (BBC, Ahram, Reuters)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus