Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KOREA SELATAN
Perang Twitter Antar-Korea
PERANG propaganda melalui jaringan Internet berlangsung antara Korea Utara dan Korea Selatan. Kamis pekan lalu, Korea Selatan memblokir akun jejaring sosial milik Korea Utara. Pengakses akun itu akan mendapat peringatan yang menyebut bahwa situs tak bisa diakses dan ilegal. Surat peringatan diteken oleh Komisi Komunikasi serta polisi. ”Mereka harus mematuhi hukum kami,” kata Lee Jong-ju, juru bicara Kementerian Unifikasi yang berurusan dengan Korea Utara.
Pemerintah Korea Utara membuka akun Twitter dengan nama uriminzok, yang berarti rakyat kami, pada 12 Agustus lalu. Korea Utara juga membuka akun di situs penayang video YouTube untuk propaganda kontra-Korea Selatan dan Amerika Serikat. Pemerintah Selatan belum memblokir akun YouTube milik Utara.
Hingga akhir pekan lalu, akun uriminzok telah memiliki lebih dari 9.000 pengikut dan baru menayangkan 36 tweet. Pesan ditulis dalam bahasa Korea. Ada yang berisi ajakan warga Korea Utara bergabung melawan Amerika. Akun ini juga menyatakan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak berkomplot dengan Amerika Serikat karena menyalahkan Korea Utara atas insiden tenggelamnya kapal perang Cheonan, yang menewaskan 46 awaknya.
Kontrol pemerintah Selatan terhadap Internet itu mengundang banyak kritik. Penulis biografi Kim Jong-il, Michael Breen, mengatakan bahwa demokrasi memberi warga ruang untuk mengungkapkan pikiran. ”Pelarangan ini menunjukkan pemerintah tak percaya terhadap rakyatnya,” kata dia.
VENEZUELA
Kirim Bensin ke Iran
VENEZUELA tetap akan mengirimkan pasokan bensin ke Iran meski terancam sanksi internasional. ”Apa pun kebutuhan Iran akan kami pasok,” kata David Velasquez, Duta Besar Venezuela untuk Teheran, Kamis pekan lalu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Iran karena program nuklir pada Juni lalu. Amerika dan Uni Eropa juga setuju memberikan sanksi terhadap perusahaan yang berinvestasi dalam sektor energi di Iran. Hukuman juga akan dijatuhkan kepada negara yang mengekspor minyak ke Iran.
Presiden Venezuela Hugo Chavez mengutuk pemberian sanksi terhadap Iran itu. Ia mengatakan program nuklir itu bukan untuk kepentingan perang. Venezuela mengirimkan sekitar 20 ribu barel bensin sehari ke Iran, masih jauh dari kebutuhan nasional.
Iran termasuk lima negara terbesar pengekspor minyak mentah. Namun industri pengolah minyak masih sedikit sehingga perlu impor. Akibat sanksi itu, Iran kekurangan pasokan bensin. Iran hanya mengimpor sekitar 60 ribu barel sehari setelah sanksi itu, turun dari 120 ribu barel bensin per hari.
CINA
Pesawat Korea Utara Jatuh
PESAWAT tempur Korea Utara jatuh di Liaoning, Provinsi Fushun, sekitar 150 meter dari perbatasan Cina-Korea Utara. Kamis pekan lalu, kantor berita Xinhua yang mengutip pejabat Cina mengatakan pesawat jatuh karena masalah mesin. Sumber lain mengatakan pesawat jatuh karena kehabisan bahan bakar.
Hingga akhir pekan lalu, belum ada keterangan resmi dari pemerintah mengenai kecelakaan ini. Pesawat jatuh sekitar 200 kilometer dari pangkalan udara Korea Utara di perbatasan Sinuiju. ”Pesawat menabrak rumah,” ujar sumber pejabat Cina. ”Pilot tewas di tempat tapi tak ada penduduk meninggal.”
Dari beberapa gambar yang beredar di Internet, terlihat emblem Korea Utara di pesawat itu. Sejumlah orang meyakini pesawat itu tipe tempur MiG-21. Sumber militer Korea Selatan mengatakan deteksi radar menunjukkan pesawat itu MiG-21. ”Pesawat itu lepas landas dari pangkalan udara Sinuiju,” ujarnya.
AMERIKA SERIKAT
Obama Dikira Muslim
HASIL survei Pew Research Center, Kamis pekan lalu, menyatakan satu dari lima warga Amerika Serikat percaya Presiden Barack Hussein Obama beragama Islam. Dari 3.003 responden, 18 persen menyatakan Obama sebagai muslim, meningkat dibanding survei Maret tahun lalu, 11 persen.
Mayoritas responden, 43 persen, menyatakan tak tahu agama Obama. Sedangkan responden yang menyatakan Obama sebagai Nasrani hanya 34 persen, turun jauh dari hasil survei 2009 sebesar 48 persen. ”Gambaran secara keseluruhan memperlihatkan kebingungan dan ketakpastian tentang agama Presiden,” kata Alan Cooperman, Direktur Pew Forum on Religion & Public Life.
Survei Pew digelar pada 21 Juli sampai 5 Agustus dengan wawancara bahasa Inggris dan Spanyol. Survei ini berlangsung sebelum Obama memberikan ”lampu hijau” untuk pembangunan masjid di dekat Ground Zero, New York—lokasi gedung kembar WTC yang menjadi sasaran serangan teroris pada 11 September 2001.
TAIWAN
Amerika Jual Pesawat Tempur
PEMIMPIN Taiwan, Ma Ying Jeou, mengatakan akan memperbarui perjanjian dengan Washington tentang pengadaan pesawat tempur, Kamis pekan lalu. Ma menyatakan pengadaan pesawat tempur bukan untuk persiapan perang, tapi mempertahankan diri dan menjamin keamanan wilayah.
Pernyataan Ma muncul setelah Pentagon mengatakan Cina terus membangun kekuatan militernya. ”Kami berharap Amerika mempertimbangkan menjual jet tempur supaya seimbang dengan Cina,” kata Ma, seperti dikutip kantor berita Taiwan, Central News Agency.
Sebelumnya, Amerika menawarkan dua kapal perang bekasnya kepada Taiwan. Kapal berbanderol total US$ 40 juta itu dipakai untuk memperkuat pertahanan laut kalau Cina memperkuat basis tempurnya. ”Kami tengah membuat delapan kapal perusak sejak 2008,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan, Hsia Yu Teh. ”Kapal-kapal itu akan diluncurkan pada 2013.”
RUSIA
Usir Diplomat Rumania
BADAN Keamanan Federal Rusia (FSB) menahan seorang diplomat Rumania, Gabriel Grecu, karena diduga melakukan kegiatan mata-mata, Senin pekan lalu. Rusia memerintahkan diplomat itu pulang ke negerinya dalam waktu 48 jam. ”Dia berusaha mendapat informasi rahasia bersifat militer dari warga Rusia,” kata seorang intelijen yang tak mau disebut namanya.
Grecu bekerja sebagai sekretaris pertama bidang politik di Kedutaan Besar Rumania di Moskow. Pekerjaan Grecu dinilai tak sesuai dengan status diplomatiknya. FSB, dalam pernyataan resminya, mengumumkan diplomat itu sebagai persona non grata atau orang yang tak disukai dengan merujuk pada keputusan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Sehari setelah pengusiran itu, giliran Rumania mengusir diplomat Rusia. Kementerian Luar Negeri Rumania mengecam Rusia karena melanggar Konvensi Wina mengenai Protokol Diplomatik 1961. Hubungan Rusia-Rumania memanas sejak Bukares menerima tawaran Amerika memasang alat pencegat rudal untuk pertahanan.
Yandi M.R. (Washington Post, AFP, AP, Al-Jazeera)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo