Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pakar Militer: Rusia Mampu Bertempur dengan Ukraina Satu Tahun lagi, tapi Kekurangan Tank

Sepanjang 2024, Rusia dikabarkan telah kehilangan 1.400 tank dan kini kembali menggunakan pengangkut personel lapis baja antik buatan 1950-an.

13 Februari 2025 | 04.00 WIB

Warga melihat tank di pameran persenjataan dan kendaraan perang Ukraina, yang disita oleh kelompok pasukan Rusia saat terjadi konflik militer dengan Ukraina, di Rostov-n-Don, Rusia 14 September. 2024. REUTERS/Sergey Pivovarov
Perbesar
Warga melihat tank di pameran persenjataan dan kendaraan perang Ukraina, yang disita oleh kelompok pasukan Rusia saat terjadi konflik militer dengan Ukraina, di Rostov-n-Don, Rusia 14 September. 2024. REUTERS/Sergey Pivovarov

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia memiliki apa yang dibutuhkan untuk bertempur di Ukraina setidaknya untuk satu tahun lagi dan mempertahankan inisiatif medan perang, namun kesulitan untuk mengganti tank-tanknya yang hancur, kata para ahli di sebuah organisasi riset keamanan terkemuka pada Rabu, 12 Februari 2025, seperti dikutip Reuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dalam apa yang telah menjadi perang gesekan yang sekarang mendekati tiga tahun, kedua belah pihak mengalami banyak korban jiwa karena pasukan Moskow perlahan tapi pasti maju di saat skala dan sifat bantuan militer AS di masa depan untuk Kyiv masih belum jelas di bawah Presiden AS Donald Trump.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Untuk saat ini setidaknya, Rusia berada dalam posisi yang lebih kuat daripada Ukraina di medan perang meskipun Kyiv secara serius mengurangi ruang gerak Armada Laut Hitam Rusia yang dulunya sangat tangguh, demikian ungkap para ahli di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) yang berbasis di London.

"(Dengan) gesekan yang menjadi faktor penting di darat, Rusia memiliki inisiatif dan Ukraina bertempur dalam pertempuran darat yang defensif," kata analis perang darat senior IISS, Ben Barry.

"Tanpa gencatan senjata, kemungkinan besar kontur perang selama beberapa bulan ke depan akan tetap sama. Pertempuran yang lebih berdarah di darat dengan korban yang sangat banyak di kedua belah pihak. Jika Rusia ingin memperpanjang perang, saya menilai Rusia memiliki sumber daya manusia, peralatan, dan logistik yang potensial untuk terus melakukannya selama sisa tahun ini."

Trump telah mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri perang secepat mungkin, meskipun masih belum jelas bagaimana ia berniat melakukannya. Ukraina mengatakan bahwa mereka membutuhkan bantuan Eropa dan AS untuk memastikan keamanannya. Rusia mengatakan bahwa mereka menginginkan kontrol penuh atas empat wilayah Ukraina yang diklaimnya sebagai miliknya, sesuatu yang ditolak oleh Kyiv, dan agar Ukraina tetap berada di luar NATO.

Rusia dan Ukraina saling menuduh satu sama lain tidak serius dalam negosiasi perdamaian.

Dalam penilaian tahunan terhadap kemampuan militernya, IISS mengatakan bahwa total belanja pertahanan Moskow lebih tinggi daripada total belanja pertahanan Eropa dalam hal paritas daya beli.

IISS juga mengatakan bahwa Rusia juga tampak lebih mampu mempertahankan ukuran militernya daripada Ukraina.

"Sementara Rusia tampaknya mampu mempertahankan jumlah personel pasukannya, bukti menunjukkan bahwa Ukraina, yang secara umum merahasiakan jumlah korbannya, telah mengalami penurunan jumlah personel yang serius - dengan banyak unit darat yang kekurangan tenaga," kata laporan itu.

Kementerian Pertahanan Ukraina minggu ini meluncurkan upaya perekrutan untuk menarik pemuda berusia 18 hingga 24 tahun ke dinas militer selama satu tahun sebagai upaya untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan.

Kehilangan banyak tank

Rusia, menurut laporan itu, memiliki masalah tank dan kendaraan lapis baja yang serius yang berarti mereka harus kehilangan lebih banyak personel di medan perang.

Moskow kehilangan 1.400 tank pada 2024 dan kesulitan untuk membuat tank baru dengan kecepatan yang cukup tinggi untuk menggantikan yang lama meskipun meningkatkan produksi model-model canggih seperti tank T-90M.

"Rusia semakin menukar kualitas dengan kuantitas untuk mendukung upaya perangnya," kata laporan itu.

"Skala kerugian peralatannya dalam pertempuran melawan Ukraina berarti bahwa, untuk menjaga agar unit-unit tetap diperlengkapi, mereka harus mengurangi stok persenjataan era Soviet."

Hal itu membuat Moskow kembali menggunakan sejumlah kecil pengangkut personel lapis baja antik yang dibuat pada 1950-an dan tank yang dibuat pada 1960-an, kata IISS, yang memperkirakan Rusia telah kehilangan total 4.400 tank tempur utama dalam perang sejauh ini.

"Peralatan yang tersisa di gudang dapat memungkinkan Rusia untuk mempertahankan tingkat kerugian saat ini dalam jangka pendek, tetapi sejumlah besar platform ini akan membutuhkan perbaikan yang mendalam dan mahal," kata laporan itu.

Henry Boyd, peneliti senior di lembaga tersebut untuk kemampuan militer, mengatakan bahwa Rusia perlu secara signifikan memperluas produksi kendaraan lapis baja baru atau mencari impor.

Masalah lain bagi Rusia, kata Nigel Gould-Davies, seorang spesialis Rusia di pusat penelitian yang sama, adalah bahwa arah ekonomi Rusia saat ini - yang menurutnya menderita "ketidakseimbangan moneter mendasar" setelah mengalami perang - tidak berkelanjutan "dalam jangka panjang."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus