Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) Broto Wardoyo menyoroti sejumlah isu yang perlu menjadi prioritas Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono usai bergabung dalam Kabinet Merah Putih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam mengemban tugas sebagai menlu, Sugiono dibantu oleh tiga wakil menteri luar negeri untuk bertugas bersama Sugiono, yaitu Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, Duta Besar Indonesia untuk PBB Arrmanatha Christiawan Nasir, dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Broto mengatakan ada beberapa pekerjaan yang harus dituntas Sugiono cs agar sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Presiden Prabowo Subianto. Salah satunya ialah berkenaan dengan good neighbor policy atau kebijakan tetangga baik.
"Artinya, fokusnya ada pada menjadi keseimbangan dan netralitas dengan tetap mengedepankan peningkatan hubungan,"
Adapun istilah good neighbor policy muncul saat Presiden Franklin D. Roosevelt berhasil menghilangkan citra bad neighbor. Kebijakan itu membuat perdagangan antara Amerika Serikat dengan Amerika Latin meningkat.
Lebih lanjut, Broto mengatakan bahwa Sugiono memiliki tugas penting dalam menjaga diplomasi Indonesia dengan negara-negara besar di dunia, seperti Amerika Serikat dan Cina.
"Bukan rahasia jika kita punya kedekatan keamanan dengan AS namun kedekatan ekonomi lebih erat dengan Cina," ujarnya.
Alumnus Ben-Gurion University, Israel itu juga mengungkap bahwa stabilitas kawasan Asia Pasifik juga harus menjadi perhatian Sugiono.
Selain itu, Broto juga mengatakan bahwa wakil Sugiono, Anis Matta, yang sengaja ditugaskan dalam kerja sama antara Indonesia dan dunia Islam.
"Yang menarik sebenarnya peran Anis Matta yang difokuskan ke dunia Islam. Akan diarahkan kemana, masih harus dilihat platform-nya," tuturnya.
Tak sampai di situ, Broto juga menilai Sugiono tak akan memegang peran kunci meski menjabat sebagai menlu karena politik luar negeri akan tetap di tangan Prabowo.
"Sepertinya urusan hubungan luar negeri tetap akan dikomandani oleh presiden," ucapnya.
Sebelumnya, pengumuman daftar menteri disampaikan Prabowo usai jamuan makan malam bersama para calon menteri dan wakil menteri di Istana Negara Jakarta, Minggu malam, 20 Oktober 2024.
Ketiga wamenlu akan membantu Sugiono, yang pada periode 2019—2024 bertugas sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI, menjalankan tugasnya menakhodai diplomasi nasional sebagai menlu pada Kabinet Prabowo, yang diberi nama “Kabinet Merah Putih.”
Sugiono sebelumnya mengaku siap ditempatkan di posisi manapun untuk mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, usai bertemu dengan Prabowo di kediamannya di kawasan Kartanegara IV, Jakarta Selatan, Senin.
"Saya prajurit, apapun yang diberikan tugas kepada saya akan laksanakan sebaik baiknya dengan penuh tanggung jawab," kata Sugiono.
Sugiono diketahui telah bertugas menyambut tamu negara yang datang ke Tanah Air untuk upacara pelantikan Prabowo-Gibran, Sabtu, 19 Oktober 2024. Ia menyambut Utusan Khusus Presiden Uni Emirat Arab Nahyan bin Mubarak Al-Nahyan yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Pilihan Editor: Perpisahan Retno Marsudi usai Sugiono Dilantik Jadi Menlu