Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Palsukan Ijazah, Penderita Schizophrenia Kerja Jadi Dokter

Seorang penderita homicidal schizophrenia, memalsukan ijazah saat melamar menjadi dokter di sebuah rumah sakit di Rusia. Yang mengejutkan, dia lolos.

2 Februari 2019 | 15.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Boris Kondrashin, seorang laki-laki asal Rusia dituntut karena telah memalsukan sejumlah dokumen agar bisa bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit. Sumber: ndtv.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Boris Kondrashin, seorang laki-laki asal Rusia dituntut karena telah memalsukan sejumlah dokumen agar bisa bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit. Kasusnya menjadi sorotan luas karena Kondrashin dilaporkan pernah menghabiskan waktu hampir satu dekade di sebuah fasilitas kesehatan mental karena dia menderita homicidal schizophrenia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari ndtv.com, Sabtu, 2 Februari 2019, Kondrashin, 36 tahun, didiagnosa mengalami homicidal schizophrenia setelah membunuh teman sekelasnya sewaktu di SMA dan meminum darahnya. Tindak kejahatannya masuk kategori sangat kejahatan sangat serius.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim investigasi mengatakan telah menahan Kondrashin yang saat ditangkap sudah berpura-pura bekerja sebagai seorang dokter di sebuah rumah sakit di Urals, Chelyabinsk, Rusia. Dia didakwa telah memalsukan ijazah agar bisa mendapatkan pekerjaan pada November 2018.

Yang mengejutkan, meski gelarnya palsu namun Kondrashin bisa menjalankan tugas dokter. Setelah melakukan kejahatannya, Kondrashin menjalani masa hukumannya di rumah sakit.

Media-media di Rusia melaporkan tindak pembunuhan yang dilakukan saat Kondrashin masih remaja atau pada 1998. Ketika itu, dia menyuntik teman sekelasnya yang berusia 16 tahun, dengan sebuah cairan yang membuatnya hilang kesadaran. Kondrashin lalu memutilasi temannya dan meminum darahnya.

"Kondrashin mengangap dirinya bisa berubah menjadi seorang vampir," tulis Znak.com, sebuah media online daerah Chelyabinsk.

Pada Agustus tahun 2000, Kondrashin di bawah perawatan seorang psikiater setelah didiagnosa mengalami homicidal schizophrenia. Dia juga diketahui tidak mampu memahami tindakan-tindakan yang dilakukannya. Dia telah divonis satu dekade silam.

Setelah selesin menjalani perawatan dan pulang ke keluarga, Kondrashin melamar untuk menjadi seorang dokter di rumah sakit kota Chelyabinsk No. 11, Rusia dan mengejutkan, dia lolos. Dia bertugas di departemen pencegahan penyakit, dimana tugasnya adalah memberikan penyuluhan agar orang-orang berhenti minum-minuman keras dan merokok serta pentingnya berolah raga.

Meski Kondrashin tak punya pengalaman kerja, namun hal itu tidak terlihat. Kebohongan Kondrashin terbongkar saat seorang psikiatri yang pernah merawatnya melihat fotonya di sebuah forum medis online.

Rumah sakit memastikan, Kondrashin sudah dipecat segera setelah mencek ijazah palsunya dengan pihak universitas. Kakak Kondrashin dan ibunya mengaku tahu Kondrashin sudah mendapat pekerjaan baru. Mereka pun tahu Kondrashin hanya lulusan SMA. Namun kakak Kondrashin mengatakan adiknya tidak menimbulkan bahaya bagi masyarakat Rusia, tetapi memang masih harus di bawah pengawasan medis.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus