Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Penjualan novel The Satanic Verses atau 'Ayat-ayat Setan' melonjak setelah penulisnya, Salman Rushdie, ditikam dalam sebuah acara di Amerika Serikat belum lama ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buku kontroversial yang pertama diterbitkan pada 1988 naik ke nomor delapan di bagan buku fiksi paling laris di Amazon pekan ini dan terjual habis oleh penjual buku lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lonjakan penjualan tampaknya didorong oleh pembaca yang menunjukkan solidaritas dengan Rushdie, yang telah menjadi target ancaman pembunuhan selama beberapa dekade.
Seperti dilansir Sky News Kamis 18 Agustus 2022, edisi buku saku 'Ayat-ayat Setan' terjual habis dan menempati peringkat 2 terlaris di bagan Fiksi dan Sastra Kontemporer Amazon. Sementara versi buku audio-nya menempati posisi 14 di bagan Audible.
Seorang pengulas terverifikasi, menulis di Amazon pada Jumat lalu bahwa ia membeli buku karena solidaritasnya dengan Rushdie. "Tidak seorang pun boleh diserang secara fisik karena kata-kata yang mereka tulis," katanya.
Edisi buku bersampul tipis juga untuk sementara kehabisan stok di situs web Barnes & Noble dan Bookshop.org, situs yang berfokus pada penjual buku independen.
Peningkatan penjualan 'Ayat-ayat Setan' ini terjadi hampir seminggu setelah pria Inggris kelahiran India berusia 75 tahun itu ditusuk di atas panggung di Chautauqua, negara bagian New York Jumat lalu. Ia diterbangkan ke rumah sakit dan menjalani operasi berjam-jam setelah diserang
Otoritas setempat mengatakan, Rushdie ditikam sekitar 12 kali di wajah dan leher. Beberapa hari setelah dirawat, putra Rushdie mengatakan bahwa sang ayah telah dilepas dari ventilator tetapi menderita "luka parah yang mengubah hidup".
Novel 'Ayat-ayat Setan' dilarang pada 1988 di sejumlah negara dengan populasi Muslim yang besar, termasuk Iran. Beberapa adegan dalam buku tersebut memicu kemarahan oleh beberapa anggota komunitas Muslim, yang menganggapnya sebagai penistaan terhadap Nabi Muhammad.
Pada 1989, pemimpin Iran saat itu, Ayatollah Khomeini, mengeluarkan fatwa yang menyerukan umat Islam untuk membunuh penulisnya.
Buku itu dibakar di seluruh dunia dan para penerjemahnya diserang. Rushdie telah menerima ancaman pembunuhan selama puluhan tahun dan hidup bersembunyi. 'Ayat-ayat Setan' tetap dilarang di Iran dan sejumlah negara lain.
Pria yang diduga menikam Salman, Hadi Matar telah membantah tuduhan percobaan pembunuhan dan penyerangan. Berbicara dari Penjara Chautauqua, Matar mengatakan kepada New York Post bahwa dia tidak menyukai Salman Rushdie.
SUMBER: SKY NEWS