Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Paus Fransiskus Minta Rekonsiliasi Atas Temuan Kuburan Massal Anak-anak Kanada

Paus Fransiskus mendesak pemimpin politik dan agama Katolik Kanada untuk menjelaskan temuan kuburan anak-anak pribumi di bekas sekolah Katolik.

6 Juni 2021 | 20.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Paus Fransiskus mengadakan audiensi umum mingguan di perpustakaan Istana Apostolik di Vatikan, 28 April 2021. [Vatican Media/Handout via REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus pada Ahad mengutarakan kesedihannya atas penemuan kuburan massal 215 anak-anak pribumi di bekas sekolah Katolik untuk siswa pribumi di Kanada dan menyerukan penghormatan terhadap hak dan budaya masyarakat asli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, Paus Fransiskus tidak meminta maaf secara langsung seperti yang diminta beberapa orang Kanada. Dua hari lalu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan Gereja Katolik harus bertanggung jawab atas perannya dalam menjalankan banyak sekolah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbicara kepada para peziarah dan turis di Lapangan Santo Petrus untuk pemberkatan mingguannya, Fransiskus mendesak para pemimpin politik dan agama Katolik Kanada untuk menjelaskan temuan itu dan mencari rekonsiliasi.

Dikutip dari Reuters, Paus Fransiskus mengatakan dia berempati kepada rakyat Kanada, yang trauma dengan berita mengejutkan itu.

Sekolah perumahan beroperasi antara tahun 1831 dan 1996 dan dijalankan oleh sejumlah denominasi Kristen atas nama pemerintah. Sebagian besar sekolah itu dijalankan oleh Gereja Katolik.

Gedung administrasi utama di Kamloops Indian Residential School terlihat di Kamloops, British Columbia, Kanada sekitar tahun 1970. [Perpustakaan dan Arsip Kanada / Handout via REUTERS]

Penemuan kuburan massal anak-anak bulan lalu di Kamloops Indian Residential School di British Columbia, yang ditutup pada 1978, telah membuka kembali luka lama dan memicu kemarahan di Kanada tentang kurangnya informasi dan akuntabilitas.

"Penemuan menyedihkan ini semakin meningkatkan pemahaman tentang rasa sakit dan penderitaan di masa lalu," kata Sri Paus.

"Saat-saat sulit ini merupakan pengingat yang kuat bagi kita semua untuk menjauhkan diri dari model penjajahan...dan berjalan berdampingan dalam dialog dan saling menghormati dalam pengakuan hak dan nilai-nilai budaya semua putra dan putri Kanada," katanya.

Sistem sekolah perumahan secara paksa memisahkan sekitar 150.000 anak-anak pribumi dari keluarga mereka. Banyak yang menjadi sasaran pelecehan, pemerkosaan, dan kekurangan gizi dalam apa yang disebut Truth and Reconciliation Commission pada tahun 2015 sebagai "genosida budaya".

"Mari kita berdoa kepada Tuhan untuk jiwa semua anak yang meninggal di sekolah perumahan Kanada dan mari kita berdoa untuk keluarga dan komunitas asli Kanada yang sedih," kata Paus.

Paus Fransiskus, yang terpilih sebagai Paus 17 tahun setelah sekolah terakhir ditutup, telah meminta maaf atas peran Gereja dalam kolonialisme di Amerika.

Paus Fransiskus kebanyakan memilih untuk meminta maaf secara langsung saat mengunjungi negara-negara bersangkutan dan berbicara dengan penduduk asli. Tidak ada kunjungan Paus ke Kanada yang dijadwalkan.

Ketika mengunjungi Bolivia pada tahun 2015, Paus Fransiskus meminta maaf atas dosa yang dilakukan terhadap penduduk asli Amerika atas nama Tuhan.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus