Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Washington – Sejumlah personel militer Amerika Serikat dan pejabat dari kementerian Pertahanan mengungkapkan rasa frustrasi dan kemarahan atas keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menolak mendukung pasukan Kurdi di Suriah utara di tengah serangan militer pasukan Turki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka mengaku merasa kecewa dengan cara Trump mengatasi masalah ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Salah satu pejabat AS mengatakan sejumlah pejabat militer AS merasa marah mengenai cara Kurdi diperlakukan setelah membantu AS memerangi kelompok teror ISIS,” begitu dilansir CNN pada Selasa, 15 Oktober 2019.
Seorang pejabat dari kementerian Pertahanan AS mengatakan Trump memberi lampu hijau kepada militer Turki untuk menyerang pasukan Kurdi dengan tidak melarangnya sejak awal.
“Pasukan Demokratik Suriah memerangi pasukan yang mencoba mengeliminasi rakyat mereka karena kita memberi lampu hijau atas operasi mereka,” kata seorang pejabat senior AS kepada CNN soal operasi militer Turki.
Seorang pejabat militer AS mengaku merasa malu dengan tindakan pemerintah yang tidak mau membela sekutu dalam memerangi pasukan teror ISIS.
“Bagaimana kita bisa berharap orang akan mau bermitra dengan kita sekarang,” kata pejabat dari kementerian Pertahanan AS. “Mereka (Kurdi) telah melakukan semua yang kita minta. Ini benar-benar tidak bagus untuk kita.”
Sekitar sepekan setelah membiarkan pasukan militer Turki menyerang milisi Kurdi, Trump meminta Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menggelar gencatan senjata dengan milisi Kurdi. Dia juga mengancam akan menghancurkan ekonomi Turki jika terus memerintahkan militer menyerang Kurdi seperti dilansir Reuters.