Pelaku Perkosaan Mahasiswi Indonesia di Belanda Pakai Hoodie

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Rotterdam sampai Selasa, 24 Juli 2018, masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku perkosaan seorang mahasiswi asal Indonesia pada Sabtu, 21 Juli 2018. Informasi tentang ciri pelaku pemerkosa mahasiswi Indonesia dimuat di situs vaaju.com, pada Senin, 23 Juli 2018.

Diantara keterangan polisi disebutkan pelaku memakai jaket bertudung atau hoodie, dengan usia sekitar 20 tahun-an. Jaket hoodie adalah sweater dengan topi menempel pada bagian belakang. Jaket model ini adalah pengembangan pakaian resmi pastur katolik pada abad pertengahan. Jaket hoodie banyak disukai oleh anak muda, yang biasanya dilengkapi dengan saku pada bagian depan.

Baca: Bertemu Jokowi, Mark Zuckerberg Tanggalkan Hoodie

Sayang, jaket ini acap disalah gunakan oleh pelaku kriminal untuk menutupi identitasnya. Dikutip dari situs monitor.co.ug, Presiden Uganda, Yoweri Kaguta Museveni, pada pekan kedua Juni 2018, berencana menerbitkan larangan penggunaan jaket hoodie saat menyetir atau mengendarai kendaraan. Museveni menilai ada beberapa elemen pada jaket hoodie yang digunakan untuk menyamarkan diri setelah seseorang melakukan tindakan kriminal. 

“Pelaku yang membunuh anggota parlemen Uganda, Ibrahim Abiriga, menggunakan teknik sederhana dengan menyembunyikan diri dalam sebuah jaket hoodie. Kami telah melakukan rapat keamanan komite dan muncul pertanyaan mengapa saya membiarkan orang-orang dengan jaket hoodie berjalan-jalan. Maka, kami berencana melarang menutupi kepala Anda ketika Anda berkendara atau naik sepeda,” kata Museveni.