Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Badan Intelijen Strategis (Waka BAIS) TNI, Marsda TNI Tawakal S. Sidik mengatakan bahwa pelaku jaringan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang merekrut banyak warga negara Indonesia (WNI) untuk bekerja di Myawaddy, Myanmar, mulai terungkap. Dia menyebut bahwa para pelaku masuk dalam gelombang pertama dan kedua pemulangan WNI beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di pemulangan yang pertama dan kedua, kami BAIS TNI juga sudah melakukan assessment dan sudah mendapatkan oknum pelaku dari jaringan yang ada," kata Tawakal saat menggelar konferensi pers di Gedung VVIP Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Selasa, 18 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tawakal menjelaskan bahwa pengungkapan kasus ini merupakan buah dari kerja sama dengan Polri dan lintas kementerian. Melalui pelaku yang teridentifikasi itu, Tawakal memastikan penegakan hukum akan dilakukan secara tuntas.
"Akhirnya kami bisa mengungkap sehingga jaringan TPPO ini bisa diungkap sampai akar-akarnya," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan meminta TNI/Polri hingga kejaksaan untuk memberantas TPPO jaringan internasional.
"Upaya hukum terhadap para pelaku yang terlibat dalam jaringan tindak perdagangan orang in akan terus kami buru," tuturnya.
Budi Gunawan menuturkan bahwa assessment yang kini dilakukan terhadap para WNI yang pulang dari Myanmar ini sangat penting. Sebab, langkah itu menentukan langkah tindak lanjut penegakan hukum yang akan ditangani Polri.
Melalui proses assessment, Budi menyampaikan, penyidik Polri dapat melakukan investigasi terhadap modus-modus para pelaku dalam merekrut korban untuk dijadikan operator judi online di luar negeri.
"Dari para korban yang berhasil diselamatkan, kami bisa memeriksa mana pelaku dan mana korban. Karena, ternyata WNI yang dievakuasi ini ada sebagai pelaku juga," ucapnya.
Tak sampai di situ, Budi menegaskan bahwa pemberantasan jaringan TPPO merupakan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan kasus WNI yang menjadi korban penipuan daring atau online scam.
"Upaya ini merupakan bukti nyata bahwa negara hadir dan bertanggung jawab atas keselamatan seluruh warga negaranya dimanapun mereka ada," katanya.
Sebanyak 200 WNl tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Selasa, 18 Maret 2025 pukul 9.00. Sebanyak 200 WNI lain dalam kloter kedua tiba di hari yang sama pada pukul 11.00. Adapun 154 WNI lainnya tiba di Indonesia pada Rabu, 19 Maret 2025. Dengan demikian, terdapat 554 WNI yang berhasil dievakuasi pekan ini. Sementara itu, sebanyak 10 WNI masih tertahan di Myawaddy.
Pilihan editor: Membedah Teknik Negosiasi ala Donald Trump dari Sisi Psikologi