Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kapel di Yerusalem yang diyakini umat Kristen dibangun di situs dipenjara Yesus oleh tentara Romawi sebelum penyaliban, telah dibuka kembali setelah perbaikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Situs yang berada di Gereja Makam Suci di Kota Tua Yerusalem, diperbaiki selama beberapa tahun setelah kebakaran yang menyebabkan kerusakan besar, dikutip dari Times of Israel, 10 Februari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di penjara inilah Yesus ditahan setelah ia memikul salib di Via Dolorosa," kata seorang pejabat senior Ortodoks Yunani yang enggan disebut identitasnya.
"Sejak akhir Januari, situs itu sekali lagi menjadi tempat doa dan kontemplasi," kata pejabat itu.
Kapel itu menampung dua lubang yang digali menjadi batu yang digunakan, menurut tradisi, untuk mengikat kaki Yesus. Kedua lubang dilindungi oleh jendela dan dihiasi oleh ikon yang mewakili kaki dan tangan Yesus yang pincang.
Saat ini, Penjara Kristus, sebuah kapel Yunani kecil yang terletak di ujung Gereja kompleks Makam Suci di Kota Tua Yerusalem, dianggap sebagai situs kecil untuk pengunjung kompleks Makam Suci, tempat Yesus disalibkan, dimakamkan dan di mana ia kemudian dibangkitkan.
Namun di masa abad pertengahan, bangunan ini dulunya adalah salah satu situs paling populer dari kompleks, menarik peziarah dari seluruh Eropa sejak setidaknya abad ke-12.
Penjara yang diyakini menahan Yesus Kristus.[aleteia.org]
Dilansir dari aleteia.org, sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan di Speculum: Jurnal Studi Abad Pertengahan, oleh Anthony Bale, seorang Profesor Studi Abad Pertengahan di Birkbeck College University of London, mengeksplorasi peran penting yang dimainkan oleh "Penjara Kristus" bagi orang Kristen abad pertengahan.
Dalam artikelnya, berjudul "Sel Tuhan: Kristus sebagai Tahanan dan Ziarah ke Penjara Kristus," Bale mencatat bahwa bahkan jika Injil tidak menyebutkan tempat di mana Yesus ditahan di penjara selama penangkapannya, mereka menyebutkan fakta bahwa ia adalah tahanan. Dipenjara, yang menyebabkan orang Kristen abad pertengahan mulai mencari penjara yang menahannya.
Pada abad ke-9, seorang biarawan Bizantium menyebut sebuah situs sebagai "ruang jaga tempat Kristus dipenjarakan bersama Barabas." Dan sementara banyak situs lain di Yerusalem diklaim sebagai "ruang penjaga," pada abad ke-12 "Penjara Kristus," yang kemudian sudah diubah menjadi sebuah kapel kecil, menarik banyak peziarah dan telah menjadi lokasi de facto penjara Kristus.
Menurut beberapa deskripsi yang ditinggalkan oleh peziarah pada abad ke-12, situs itu dulu berisi beberapa peninggalan dan benda-benda milik Yesus, seperti marmer di mana mereka meletakkan kakinya serta rantai tempat ia dipenjara.
Penjara Yesus Kristus kembali dibuka setelah perbaikan.[Christian Mail]
Seperti yang dijelaskan Bale, kapel itu biasanya berdiri sendiri tetapi pada pertengahan abad ke-12, ketika Tentara Salib mendapat kendali atas Gereja Makam Suci, kapel itu dirancang ulang, diperluas dan dianeksasi ke dalam kompleks yang lebih besar. Saat itulah, menurut cendekiawan itu, penjara-penjara diambil dari tradisi-tradisi Yunani lokal dan "dipikirkan kembali oleh para tentara salib sebagai bagian dari kerajaan spiritual mereka, di mana pengabdian terhadap kehidupan dan penderitaan Kristus adalah yang terpenting."
Selain itu, Bale mencatat bahwa gagasan penjara sangat relevan selama Abad Pertengahan, ketika banyak praktik Kristen Barat yang baru muncul, seperti tempat-tempat suci dan sel-sel biara, bertujuan untuk mencapai kebangkitan spiritual melalui pembatasan fisik. Abad Pertengahan juga merupakan masa ketika konsep Api Penyucian menjadi populer di kalangan orang percaya, banyak di antara mereka yang dengan sengaja berusaha untuk "dibersihkan" dari dosa melalui penderitaan korektif.
Hari ini, kapel itu, yang dinding pertamanya berasal dari 330 Masehi, menampilkan dekorasi Bizantium yang khas dari gereja-gereja Yunani tradisional yang menggambarkan Kristus memegang salib serta lubang-lubang di mana diyakini bahwa Yesus menempatkan kakinya ketika dihukum. Kunjungan dapat diatur sebagai bagian dari tur Gereja yang lebih luas di kompleks Makam Suci di Kota Tua Yerusalem.
Kapel berada di bawah naungan Gereja Ortodoks Yunani. Situs ini juga dihormati oleh Gereja Armenia, serta oleh perwakilan Gereja Katolik. Menurut tradisi, Makam Suci di Yerusalem ini berdiri di situs penyaliban dan penguburan Yesus.