Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, - Misteri penyebab penyakit aneh yang menjangkiti 600 lebih orang di Kota Eluru, Negara Bagian Andhra Pradesh, India mulai terkuak. Hasil analisis yang dilakukan berbagai ahli menemukan beberapa kelainan pada makanan yang dikonsumsi para korban
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Menteri Andhra Pradesh Jaganmohan Reddy bersama ahli medis di Amaravati menyampaikan laporan penelitian terkait penyakit ini dalam konferensi pers, kemarin.
Dalam laporan itu, All India Institutes of Medical Sciens (AIIMS) dan Institut Teknologi Kimia India menemukan timbal dan nikel dalam sampel darah para korban. "Tetapi tidak ditemukan apa pun di dalam air," bunyi laporan itu dikutip dari Hindustan Times, Sabtu, 12 Desember 2020.
Sementara penelitian National Institute of Nutrition menemukan jejak merkuri dalam beras serta residu pestisida dan herbisida dalam jumlah berlebih di sayuran. Ia juga menemukan residu organofosfat dalam darah pasien. "Ini harus dipelajari bagaimana mereka memasuki manusia," tulis mereka.
Adapun studi yang dikerjakan oleh Dewan Pengendalian Polusi Andhra Pradesh terhadap kualitas udara dan air tidak menemukan adanya kandungan logam berat. Begitupun kajian dari Institute of Preventive Medicine terhadap susu yang dikonsumsi para korban.
Kendati dua penelitian itu mengesampingkan adanya kontaminasi dalam air, pemerintah setempat meminta dilakukan pengujian ulang. Pasalnya sebuah laboratorium swasta di Vijayawada menunjukkan air minum yang dipasok ke daerah-daerah seperti Ramachandra Rao Peta, Pension Line Area, dan JP Colony mengandung berbagai residu pestisida dalam jumlah besar, ribuan kali lebih banyak dari batas yang diizinkan.
Keracunan organoklorin dan organofosfat dapat terjadi karena penggunaan pestisida dan insektisida secara sembarangan. Atas dasar ini pemerintah negara bagian berencana untuk mendidik petani lokal tentang pertanian organik.
Pemerintah negara bagian juga membentuk komite multi-disiplin yang beranggotakan 21 orang, yang dipimpin oleh Sekretaris Utama Nilam Sawhney, untuk menyelidiki sumber infeksi secara menyeluruh.
Kasus pertama penyakit ini muncul pada 5 Desember lalu dengan dilaporkan pasien bergejala seperti kejang, pusing, dan mulut berbusa. Tak lama, banyak orang melaporkan gejala serupa.
Hingga Jumat kemarin, total ada 613 orang yang menderita penyakit ini. Sebanyak 13 orang masih dalam perawatan dan satu orang meninggal dunia di India.
HINDUSTAN TIMES
Sumber
https://m.hindustantimes.com/india-news/eluru-mystery-illness-mercury-found-in-rice-jagan-seeks-counsel-of-medical-experts/story-fkoKl1GoklpmGqWpmLe4jL.html