Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, berharap Indonesia bisa menginisiasi konferensi tingkat tinggi (KTT) negara-negara di Asia, untuk menanggapi invasi Rusia terhadap Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ranil, Indonesia memiliki posisi yang baik untuk mewujudkan wacana KTT Asia ini. Sebab nilai historis dan semangat perdamaian KTT Asia Afrika Bandung pada zaman Sukarno, bisa direplikasikan dengan kondisi saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Posisi Indonesia yang memegang ketua G20, kata Ranil, juga merupakan kelebihan untuk mengkomunikasikan pesan ini kepada para pemimpin negara Asia lainnya. KTT ini, ujarnya, dapat diadakan atas dua isu dasar yaitu sebuah penegasan Asia dalam menjaga perdamaian dunia, dan mencegah dampak krisis terhadap ekonomi kawasan.
"Kita tidak ingin ada Perang Dunia. Kita baru saja melewatinya. Kita tidak menginginkannya lagi, jadi sebaiknya kita bersikap sendiri," kata Ranil saat wawancara khusus dengan Tempo via teleconference, Kamis, 17 Maret 2022.
Selain Indonesia, Politisi United National Party itu juga menyebut negara-negara seperti Cina, Uni Emirat Arab, dan India, sebagai kekuatan Asia penting yang bisa mendorong terbentuknya KTT. Tujuan yang hendak dicapai, adalah menemukan kekuatan alternatif dalam identitas bernama Asia.
"Lebih baik kita tidak mengambil sisi. Fokus bersama Asia membangun sebuah identitas. Kita tidak berada di belakang Amerika, kita tidak berada di belakang Rusia, kita berada di belakang Asia," ujar Ranil.
Indonesia beberapa kali menyampaikan pendapat yang menentang perang Rusia Ukraina. Presiden Joko Widodo dua kali memperingatkan dampak yang terjadi dari konflik geopolitik itu melalui pernyataan di Twitter.
Rusia menginvasi Ukraina sejak Kamis, 24 Februari 2022. Konflik di lapangan terus memburuk dan belum ada solusi yang dicapai atas krisis ini.
Setelah kota seperti Kharkiv dan Mariupol digempur hebat pasukan Rusia, Pemerintahan Ukraina mengatakan, Kyiv memasuki situasi sulit dan berbahaya pada Selasa. Pengumuman itu menyusul penembakan dahsyat Rusia di ibu kota kyiv Selasa pagi, yang menewaskan sedikitnya dua warga sipil.
Rusia telah dihujani paket sanksi oleh negara Barat atas manuver ke negara tetangganya itu. Amerika Serikat paling keras mengutuk Negeri Beruang Merah itu, salah satunya dengan menghentikan pasokan impor minyak.
Baca: Rusia Dituduh Tembak 10 Warga Ukraina yang Sedang Antre Roti