Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang nenek sekaligus pesepeda berusia 70 tahun menaklukkan jalur maut Bolivia yang terkenal curam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jalan ini mendapat julukan "Jalur Kematian" karena jalan spiral paling berbahaya di dunia, yang menjulang setinggi hampir 3.300 meter, membentang dari hutan dataran rendah Bolivia ke puncak Andes yang tertutup salju. Kabut, hujan, batu longsor, dan tebing terjal adalah daya tarik utama. Jalan itu kemungkinan telah merenggut ribuan nyawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mirtha Munoz, pesepeda berusia 70 tahun berpartisipasi dalam Sky Race, kompetisi bersepeda terberat di Bolivia , Bolivia Skyrace - Yolosa, La Paz, Bolivia - 5 Oktober 2019. Mirtha Munoz beraksi selama Sky Race. Rute yang dikenal sebagai "Jalan kematian" mencapai 4.000 meter di pegunungan Andes.[REUTERS / David Mercado]
Tetapi bagi Mirtha Munoz, Bolivia yang berusia 70 tahun, peserta tertua di Skyrace, 60 km Bolivia, kompetisi balap sepeda ekstrem, adalah satu dari sekian hasrat ekstremnya untuk ikut perlombaan bertahun-tahun lalu.
Mirta Munoz menunjukkan medali di rumah sebelum balap sepeda Sky Race. Rute yang dilalui dikenal sebagai "Jalan kematian" dengan ketinggian 4.000 meter di pegunungan Andes.[REUTERS]
Munoz mulai bersepeda atas saran keluarga dan teman psikolognya setelah putranya meninggal secara tak terduga.
"Dia mengatakan kepada saya ... sepeda bisa membantu saya melewati rasa sakit saya, dan untuk membangun kembali," katanya seperti dikutip dari Reuters, 6 Oktober 2019.
Jalan spiral paling berbahaya di dunia menjulang setinggi hampir 3.000 meter, dari hutan dataran rendah Bolivia ke puncak Andes yang tertutup salju. Kabut, hujan, batu longsor, dan tebing terjal adalah daya tarik utama. Jalan itu kemungkinan telah merenggut ribuan nyawa.[REUTERS]
Balapan hari Sabtu adalah prestasi puncak bagi setiap pesepeda.
"Ini pendakian vertikal, Anda menanjak dan terus naik dan tidak ada istirahat," katanya setelah menyelesaikan lomba.
Munoz, salah satu pendiri balapan, mengatakan dia menikmati lebih banyak naik sepeda dengan enam cucunya, meskipun mengakui dia berharap cucu yang tertua, sekarang mendekati 18 tahun, akan segera mengikuti jejaknya sebagai pesepeda profesional.