Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JOSHUA Holt, bekas misionaris Mormon yang dipenjara tanpa pengadilan selama hampir dua tahun di Venezuela dengan tuduhan spionase, tampak menaiki tangga pesawat carteran di bandar udara Karakas untuk terbang ke Washington, DC, Amerika Serikat, Sabtu dua pekan lalu. Dalam foto yang beredar di berbagai media, Holt tampak berdiri di samping istrinya, Thamara Caleno, dan putrinya, Marian Leal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria 26 tahun itu dibebaskan kurang dari sepekan setelah Nicolas Maduro Moros, pemimpin Partai Sosialis Bersatu Venezuela (PSUV), terpilih kembali sebagai Presiden Venezuela. Menurut Dewan Pemilihan Umum Nasional (CNE), dari 90 persen suara yang dihitung, Maduro meraup 5,8 juta suara atau 67,7 persen. Kandidat presiden dari oposisi utamanya, Henri Falcon, hanya menghimpun 1,8 juta suara atau 21,2 persen. "Revolusi tetap di sini!" teriak Maduro di hadapan para pendukungnya setelah pengumuman CNE, Senin dua pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amerika Serikat menolak hasil pemilihan itu. Presiden Donald Trump meminta Maduro "memulihkan demokrasi, menyelenggarakan pemilihan umum yang bebas dan adil, membebaskan semua tahanan politik segera dan tanpa syarat, serta mengakhiri penindasan dan perampasan ekonomi rakyat Venezuela".
Ketika Maduro merayakan kemenangannya, Holt bertemu dengan Donald Trump di Ruang Oval, Gedung Putih, Ahad dua pekan lalu. "Dua tahun ini adalah tahun yang sangat sulit. Saya sangat berterima kasih atas apa yang telah kalian lakukan," kata Holt.
Trump memuji keberanian Holt dan berterima kasih kepada mereka yang telah melakukan lobi untuk pembebasannya. "Anda telah melewati banyak hal, lebih banyak daripada yang bisa dijalani kebanyakan orang," ujar Trump kepada Holt, seperti dikutip ABC.
Menteri Komunikasi Venezuela Jorge Rodriguez mengatakan pembebasan Holt itu bertujuan menunjukkan niat baik negerinya. "Kami berdoa bahwa gestur semacam ini memungkinkan kami untuk memperkuat apa yang selalu kami cari: dialog, harmoni, serta penghormatan atas kemerdekaan dan kedaulatan kami," ucapnya.
Washington Post menyebut pembebasan Holt dan Caleno itu sebagai sikap politik Venezuela untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika. Hal itu serupa dengan kebijakan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, yang membebaskan tiga tahanan Amerika baru-baru ini. Namun pembebasan Holt melibatkan para politikus dan "Drakula". Perundingan lewat "pintu belakang" dilakukan untuk membuka jalan pulangnya.
Joshua Holt lahir dan dibesarkan di Riverton, pinggiran Salt Lake City, ibu kota Negara Bagian Utah. Gereja Mormon pusat berdiri di kota itu. Gereja Mormon adalah sebutan bagi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Gereja itu disebut Mormon karena menggunakan Kitab Mormon sebagai kitab suci kedua setelah Injil.
Pemuda berambut blonda itu pernah menjadi misionaris Mormon di Negara Bagian Washington selama dua tahun dan mempelajari bahasa Spanyol di sana. Saat mencari mitra belajar di Facebook, dia berkenalan dengan Thamara Caleno, perempuan Venezuela penganut Mormon berusia 25 tahun.
Holt jatuh hati kepada Caleno dan bermuka-muka dengannya di Republik Dominika pada awal 2016. Pada Juni tahun itu, Holt terbang ke Karakas dan menikahi pegawai klinik kesehatan beranak dua tersebut. Mereka kemudian berbulan madu di Pulau Margarita, sebelum berencana pindah ke Utah.
Tapi rencana pengantin baru itu berantakan. Pada 30 Juni, beberapa hari setelah mereka pulang berbulan madu, 30 polisi bertopeng menggerebek apartemen Caleno di Ciudad Caribia, kompleks perumahan bersubsidi yang dibangun Hugo Chavez. Polisi mengklaim menemukan sebuah senapan AK-47 dan granat tangan di apartemen itu.
Holt ditahan di El Helicoide, Karakas, markas besar Sebin-badan intelijen Venezuela. Dia orang Amerika ke-12 yang ditahan pada masa itu. Penjara itu juga menjadi tempat tahanan lawan-lawan politik Nicolas Maduro.
Diosdado Cabello, wakil PSUV dan sekutu Maduro, menuding Holt sebagai kepala agen Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) di Amerika Latin. Pemerintah menuduh stok senjata di tangan Holt adalah bagian dari rencana Amerika untuk menggoyang kursi Maduro di tengah krisis ekonomi dan politik negeri itu. Sedangkan Amerika menuduh penahanan Holt bermotif politik dan dijadikan daya tawar Karakas terhadap Washington.
Para politikus Negeri Abang Sam pun bergerak. Mereka adalah Orrin Hatch, senator penganut Mormon dari Utah; dan Bob Corker, senator Tennessee yang juga Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Senat. Mereka mendorong Venezuela mengadili Holt, yang sidang awalnya telah ditunda berkali-kali.
Lalu masuklah Wilmer Ruperti, konglomerat kapal tanker Venezuela. Ruperti mendanai pembelaan Holt dan bahkan pernah mampir ke rumah orang tua Holt. Dia pun bertemu dengan Holt beberapa kali di penjara.
Ruperti adalah orang dekat Maduro dan Chavez yang banyak membantu pemerintah. Pada 2002, para buruh perusahaan minyak Venezuela, Petroleos de Venezuela SA (PDVSA), mogok kerja. Aksi itu menyebabkan kelangkaan bensin. Dia menolong Chavez dengan menyewa tanker Rusia untuk mengimpor bensin.
Konglomerat itu juga mendanai upaya pembelaan bagi Efrain Campos dan Francisco Flores, yang ditahan polisi Tahiti pada 2015 karena menyelundupkan hampir 800 kilogram kokain ke Amerika Serikat. Keduanya adalah sepupu Cilia Flores, istri Maduro. Tahun lalu, salah satu perusahaan Ruperti memenangi kontrak senilai US$ 138 juta (hampir Rp 1 triliun) dari PDVSA untuk mengangkut 12 juta metrik minyak.
Setelah campur tangan Ruperti, akhirnya, Desember tahun lalu, hakim Ana Maria Gamuza mengeluarkan putusan bahwa Holt dan Canelo akan diadili dalam kasus kepemilikan senjata api. Ruperti bahkan tampak keluar dari gedung pengadilan Karakas sambil mengenakan gelang karet bertulisan "#JusticeForJosh", hadiah orang tua Holt. "Dia seperti bapak permandian Josh. Apa yang Josh butuhkan ia usahakan untuk dipenuhi," tutur Laurie Holt, ibu Holt, kepada The Associated Press.
Corker dan Hatch juga menempuh jalur lain yang melibatkan Caleb McCarry, rekan Corker yang juga Koordinator Transisi Kuba. McCarry adalah putra Charles McCarry, novelis dan mantan agen CIA.
McCarry dekat dengan Maduro karena termasuk anggota Grup Boston, kelompok informal politikus Amerika dan Venezuela yang bekerja diam-diam untuk memperbaiki hubungan kedua negara sejak 2002. Kelompok inilah yang berperan dalam pembebasan Tim Tracy, pembuat film dokumenter yang dipenjara di Venezuela dengan tuduhan spionase pada 2013.
Februari lalu, McCarry merundingkan pembebasan Holt dengan Maduro dan Cilia Flores di Karakas. Dia juga dibantu Rafael Lacava, Gubernur Negara Bagian Carabobo, Venezuela. Gubernur itu dijuluki "Drakula" karena punya hobi berpatroli malam sambil mengendarai mobil mirip Batmobile, kendaraan Batman. Dia orang kepercayaan Maduro dan dekat dengan Grup Boston.
Setelah McCarry menemui Maduro, Lacava terbang ke Washington, DC, bertemu dengan Hatch, Corker, serta senator Jeff Flake dan Ed Royce. Tapi, setelah kunjungan Lacava dibocorkan Marco Rubio, senator dari Florida, Gedung Putih menolak menemui utusan Maduro itu. Rubio memperingatkan bahwa Lacava diduga terlibat dalam kasus pencucian uang.
Tapi lobi-lobi jalan terus. Jumat dua pekan lalu, Corker dan McCarry bersua dengan Maduro di Karakas serta menengok Holt di penjara. Seusai pertemuan, Corker mengumumkan bahwa Holt dan Caleno akan dibebaskan. Esoknya, dalam sebuah video, Lacava tampak menaiki pesawat yang akan mengangkut Holt ke Washington. Dia memakai kacamata dan jas gelap. Dia berjalan melewati kamera sambil berteriak "Drakula sedang menyerang!" dan memberi tanda "V" dengan dua jari.
Trump menolak menjawab ketika wartawan bertanya apakah pembebasan Holt ini akan ditukar dengan pembebasan dua sepupu Flores. Dua pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menyatakan kepada CNN bahwa Amerika "tidak menawarkan apa pun" atas pembebasan Holt.
Iwan Kurniawan (BBC, ABC, Washington Post, The Associated Press, CNN)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo