Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Amsterdam – Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, mengatakan kontes kartun bertema Nabi Muhammad sebagai tindakan yang tidak menghormati dan provokatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kontes ini digelar oleh Ketua Partai Kebebasan, Geert Wilders, yang dikenal sebagai tokoh dengan sentimen anti-Islam di Belanda.
Rutte mengatakan ini meskipun dia mengaku menghormati kebebasan berekspresi.
“Tujuan dari kontes kartun itu adalah untuk memprovokasi dan bukannya menggelar debat mengenai Islam,” kata Rutte dalam jumpa pers pekanan rutin pada akhir pekan lalu seperti dilansir Dutch News pada Senin, 27 Agustus 2018 waktu setempat.
Rutte mengatakan Wilders merupakan politisi yang dikenal suka memprovokasi. Wilders juga bukan anggota kabinet. “Kabinet ingin menegaskan bahwa kontes itu bukan inisiatif dari kabinet,” kata Rutte.
Baca:
Meskipun mendukung kebebasan berekspresi, Rutte mengatakan,”Tidak semua hal dapat diucapkan dan harus diucapkan.”
Menteri Luar Negeri Belanda, Stef Blok berupaya meyakinkan pemerintahan negara asing bahwa kompetisi kartun itu tidak terkait dengan kabinet pemerintah Belanda.
Pakistan telah menyampaikan nota protes resmi kepada pemerintah Belanda dengan memanggil dubes di Islamabad.
PM Pakistan Imran Khan. Reuters
Saat ini, Wilders memimpin Partai Kebebasan, yang memiliki jumlah kursi terbanyak kedua di parlemen Belanda. Dia mengatakan akan mengumumkan pemenang lomba kartun itu pada November di kompleks parlemen Belanda The Hague. Dia mengaku telah mendapat kiriman 200 kartun.
Baca:
Mengenai ini, Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, bakal mengangkat isu ini ke sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang akan bersidang pada September 2018. Ini dilakukan setelah Senat Pakistan mengeluarkan resolusi mengecam kontes kartun nabi ala Wilders.
Imran Khan juga bakal menggalang dukungan dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam atau OIC untuk membuat kebijakan bersama soal kegiatan yang dinilai melecehkan agama ini. Dalam Islam, kegiatan membuat gambaran fisik mengenai Tuhan dan nabi termasuk sebagai tindakan penghinaan.