Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Presiden yang berani

Terpilihlah seorang presiden pembela hak asasi yang tak mudah patah. ia diharapkan mempertahankan demo krasi dan memperbaiki ekonomi.

12 Juni 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIRNYA, kecemasan berulangnya kediktatoran militer di Guatemala hapus. Untuk kedua kalinya, Guatemala dipimpin orang sipil. Ia adalah Ramiro de Leon Carpio, pejuang hak asasi dan ahli hukum berusia 51 tahun, yang dipilih kongres Sabtu pekan lalu. Terpilihnya De Leon menggantikan Jorge Serrano, bekas presiden, yang terguling karena kudeta yang dibikinnya sendiri sekaligus menggusur Gustavo Espina, wakil presiden yang tak jadi dilantik menjadi presiden Selasa pekan lalu. Espina dituduh bersekongkol dengan Serrano. ''Penarikan diri militer dari krisis politik patut dipuji,'' komentar De Leon terhadap sikap militer tentang pemilihan dirinya. Ia pun tak lupa menjamin Menteri Pertahanan Jose Garcia Samayoa akan tetap di posnya. De Leon adalah pembela warga Indian yang tak mudah patah. Ia pun berani mengkritik siapa saja, termasuk Serrano dan militer yang berkuasa. Ia sampai dikejar pihak kepolisian karena menentang pembubaran kongres dan mahkamah agung oleh Serrano, 25 Mei lalu. Untung, ketika rumahnya digerebek, ia bisa lolos dengan melompati atap rumah tetangga. Esoknya, De Leon malah menyelenggarakan konferensi pers mendukung aksi demonstrasi yang melibatkan seribu orang lebih. Meski pengangkatan dirinya disambut hangat oleh warga Guatemala terutama penduduk Indian banyak yang ragu De Leon sanggup membenahi negeri di Amerika Tengah yang 80% dari 10 juta penduduknya di bawah garis kemiskinan itu selama masa jabatannya sampai 1996. Apalagi menyingkirkan campur tangan militer yang sudah ada sejak sekitar 40 tahun silam. Tapi, jika rakyat Guatemala serius mendukungnya, bukan mustahil dia bakal dicatat sebagai pemimpin paling berjasa. Bila semua itu tak terwujud, ''Setidaknya, ia membawa nama baik Guatemala di mata internasional,'' kata duta besar Kanada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus