Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian luar negeri Rusia mengatakan pada Rabu, 17 Januari 2024, bahwa pihaknya memperkirakan Presiden Vladimir Putin dan timpalannya dari Iran akan segera menandatangani perjanjian antarnegara baru antara kedua negara yang sedang dalam tahap akhir kesepakatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putin mengadakan pembicaraan selama lima jam di Kremlin dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi bulan lalu di tengah meningkatnya hubungan politik, perdagangan dan militer antara Moskow dan Teheran yang dipandang mengkhawatirkan oleh Amerika Serikat dan Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maria Zakharova, juru bicara kementerian luar negeri Rusia, mengatakan kepada wartawan, Rabu, bahwa perjanjian baru itu akan mengonsolidasikan kemitraan strategis antara Moskow dan Teheran dan meliputi keseluruhan hubungan mereka.
“Dokumen ini tidak hanya tepat waktu, tapi juga sudah lewat waktunya,” kata Zakharova.
“Sejak penandatanganan perjanjian ini, konteks internasional telah berubah dan hubungan antara kedua negara mengalami peningkatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.”
Zakharova mengatakan perjanjian baru itu diperkirakan akan ditandatangani pada saat apa yang dia gambarkan sebagai salah satu kontak mendatang antara kedua presiden.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip kantor berita TASS mengatakan tanggal pasti pertemuan antara kedua pemimpin belum ditentukan.
Kremlin pada bulan November mengatakan Rusia dan Iran sedang mengembangkan hubungan mereka, “termasuk di bidang kerja sama militer-teknis”, namun menolak mengomentari saran Gedung Putih bahwa Iran mungkin mempertimbangkan untuk menyediakan rudal balistik kepada Rusia.
Otoritas Iran mengatakan kerja sama militer dengan Rusia berkembang dari hari ke hari. Iran mengatakan pada November bahwa pihaknya telah menyelesaikan pengaturan bagi Rusia untuk menyediakan jet tempur Su-35, helikopter serang Mi-28 dan pesawat pelatihan pilot Yak-130.
REUTERS
Pilihan Editor: Media Australia Pecat Wartawan karena Postingan Kekejaman Israel