Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin menggunakan pidatonya di pertemuan puncak para pemimpin BRICS pada Rabu, 23 Agustus 2023, untuk menjustifikasi perang Rusia di Ukraina. Ia memuji kelompok tersebut sebagai penyeimbang dominasi global AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putin mengulangi narasi Kremlin bahwa invasinya adalah tanggapan paksa oleh Rusia atas tindakan bermusuhan Kyiv dan Washington. Ukraina dan Barat mengutuk dalih itu sebagai perampasan tanah imperialis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tindakan kami di Ukraina hanya didikte oleh satu hal - untuk mengakhiri perang yang dilancarkan oleh Barat dan satelitnya, terhadap orang-orang yang tinggal di Donbas," kata Putin, berbicara melalui tautan video kepada para pemimpin kelompok itu.
Putin mengacu pada bagian timur Ukraina, lekat proksi Rusia memerangi tentara Ukraina sejak 2014. "Saya ingin mencatat bahwa keinginan untuk mempertahankan hegemoni mereka di dunia, keinginan beberapa negara untuk mempertahankan hegemoni inilah yang menyebabkan krisis parah di Ukraina."
Putin berbicara di forum negara-negara yang menahan diri untuk tidak mengutuk invasi Rusia di Ukraina. BRICS - yang mencakup Brasil, India, Cina, dan Afrika Selatan - telah menjadi semakin penting bagi Moskow karena berusaha untuk menumpulkan sanksi Barat dengan meningkatkan perdagangan dengan Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Rusia telah berulang kali mengatakan terbuka untuk pembicaraan mengakhiri perang yang saat ini berlangsung 18 bulan - tetapi hanya jika mereka mempertimbangkan "realitas baru" yang diciptakan oleh pasukannya yang menguasai hampir seperlima dari Ukraina. Ukraina menuntut pemulihan seluruh wilayahnya dan penarikan pasukan Rusia.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan sebagai tanggapan atas pidato presiden Rusia bahwa anggota BRICS akan terus mendukung upaya untuk mengakhiri konflik. Ramaphosa pada Juni mempresentasikan rencana perdamaian Afrika secara terpisah kepada Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Memperkuat BRICS merupakan bagian dari visi Rusia untuk melemahkan dominasi AS dan membangun apa yang Putin, dalam pidatonya, sebut sebagai "tatanan dunia multipolar".
Putin tidak dapat menghadiri KTT secara pribadi karena surat perintah penangkapan yang dikeluarkan untuknya pada Maret oleh Mahkamah Internasional (ICC). Mahkamah Internasional menuduhnya melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Rusia menolak tuduhan itu dengan mencapnya keterlaluan. Moskow mengatakan langkah itu tidak memiliki arti hukum karena bukan anggota ICC. Namun, Afrika Selatan adalah anggota, yang berarti wajib menangkapnya jika dia bepergian ke sana.
REUTERS
Pilihan Editor: Mekah Diguyur Hujan Lebat, Petir Menyambar di Masjidil Haram