Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Putin Perintahkan Pembongkaran Operasi Intelijen Asing di Rusia

Putin menegaskan bahwa badan keamanan Rusia harus mencegah kegiatan intelijen asing hingga mengidentifikasi mata-mata dan pengkhianat

20 Desember 2024 | 11.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat 20 Desember 2024 menegaskan bahwa badan keamanan Rusia harus mencegah kegiatan intelijen asing, mengidentifikasi mata-mata dan pengkhianat, serta secara aktif memerangi pelaku sabotase dan serangan teroris di negara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pekerjaan badan intelijen asing harus segera dihentikan, mereka yang melakukan sabotase dan aksi teroris harus dilawan secara aktif, dan mata-mata serta pengkhianat harus diidentifikasi,” kata Putin dalam pesan video pada Hari Keamanan Negara Rusia seperti dilansir Sputnik dan dikutip Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kewajiban khusus dalam hal ini ditujukan pada bagian penjaga perbatasan Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), kata sang presiden.

“Tugas Anda adalah terus mengembangkan kemampuan teknis dan mobilitas penjaga perbatasan dan melengkapi mereka dengan personel terlatih. Serta, tentu saja, meningkatkan kerja sama dengan unit militer dan unit badan keamanan lainnya,” kata Putin.

Pemimpin Rusia tersebut juga mencatat efektivitas aktivitas dinas keamanan di wilayah operasi militer khusus Rusia di Ukraina dan di belakang garis musuh, yang memungkinkan Rusia untuk dapat mencapai tujuan operasi tersebut.

Sebelumnya, Letjen Igor Kirilov, kepala Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia dan Biologi angkatan bersenjata Rusia, dan ajudannya tewas dalam ledakan bom di Moskow pada Selasa pagi.

FSB pada Rabu mengatakan bahwa mereka telah menangkap seorang warga Uzbekistan berusia 29 tahun karena dicurigai menaruh serta meledakkan bom dari jarak jauh.

Tersangka mengatakan kepada penyelidik Rusia bahwa Ukraina menjanjikan kepadanya hadiah sebesar US$100.000 atau sekitar Rp1,6 miliar serta mengiming-imingi dirinya dengan akses untuk mendapat kewarganegaraan di Uni Eropa.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus