Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Rabin mengetes clinton

Konperensi damai timur tengah diduga bakal terhenti bila bill clinton konsisten dengan sikapnya yang pro israel.politik di timur tengah bakal kembali menarik perhatian dunia.

2 Januari 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YITZHAK Rabin mengetes Amerika. Pengusiran 415 orang Palestina dari wilayah pendudukan bukan soal main-main. Belum pernah terjadi sebelumnya suara-suara ramai terdengar meminta agar negara-negara Arab mundur dari Konperensi Damai Timur Tengah. Setelah pertemuan terakhir Sabtu, 19 Desember lalu, hingga akhir tahun belum ada jadwal pasti kapan Konperensi akan diadakan lagi. Banyak pihak, antara lain Perancis, mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menekan Israel agar mencabut pengusiran tak berperikemanusiaan itu. Sebelum terdengar reaksi PBB, Yitzhak Rabin dari Partai Buruh yang selama ini dianggap moderat itu sudah menjawab: ia tak akan mengubah keputusan para hakim Israel. Harapan dunia internasional kasus Timur Tengah akan mendapatkan jalan terobosan dengan menangnya Partai Buruh ternyata kosong. Berbaliknya sikap Rabin, yang setidaknya di permukaan menginginkan pertukaran tanah dengan damai, mudah sekali ditebak. Yakni, turunnya George Bush 20 Januari nanti, dan naiknya Bill Clinton. Benar, pandangan Clinton terhadap Cina berbalik setelah ia bertemu Bush. Tapi sejauh ini tak terdengar Clinton mengimmbau Israel agar menyukseskan Konperensi Damai. Yang ada adalah sebaliknya. September lalu, di hadapan masyarakat Yahudi Amerika, Clinton memberikan pidato yang mestinya dijadikan pegangan oleh Rabin memutar politiknya terhadap Arab. Dalam pidato itu jelas-jelas Clinton berpihak pada Israel, ''yang seperti Amerika adalah negara demokrasi.'' Maka, ''kami tak akan menekan Israel untuk membuat konsensi dengan negara-negara Arab kini gilirtan Arab memberikan konsesi pada Israel.'' Tak dijelaskan oleh Clinton apa maksudnya dengan ''konsesi'' itu. Tampaknya itu berkenaan dengan soal pemboikotan ekonomi oleh negara-negara Arab terhadap Israel. Sebab, dalam pidato itu pula Clinton mengatakan akan melarang kontrak penjualan senjata pada pihak yang ikut memboikot Israel. Juga, Clinton mengatakan Amerika ''tak seharusnya menjual versi pesawat tempur F-15 kepada Arab Saudi, karena ini akan mengancam keamanan Israel.'' Dengan pesan yang jelas seperti itu, tak ada lagi yang perlu ditakutkan oleh Yitzhak Rabin. Ia tak perlu takut kredit lunak US$ 10 milyar akan dibekukan oleh Amerika, misalnya. Rabin tentu makin berani, mengingat Kongres AS pun didominasi para wakil Partai Republik, yang di kertas tentunya berpihak pada Israel. Sebuah langkah awal menuju perdamaian tampaknya mulai mengambil langkah balik. Politik di Timur Tengah akan menarik perhatian dunia lagi. Hamas, Gerakan Perlawanan di wilayah pendudukan, yang lima tahun lalu mengobarkan intifadah -- perlawanan dengan batu -- bisa saja mengambil langkah lebih keras. Apalagi sebagian besar warga terusir itu adalah anggota Hamas. Andai saja ada yang bisa mengubah Clinton, Rabin akan lebih mudah diajak bicara. Sejauh ini belum terdengar suara bekas menteri luar negeri AS, James Baker, arsitek Konperensi Damai itu. Tapi mungkin lebih baik seperti sekarang ini: Rabin buka kartu. Lebih mudah bagi pihak Arab dan Palestina mengambil sikap. BB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus