Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Raja Abdullah dari Yordania meluapkan kekecewaan saat berkunjung ke rumah sakit Salt menyusul kabar tujuh pasien Covid-19 meninggal di sana karena kekurangan oksigen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Bagaimana bisa sebuah rumah sakit seperti ini ada kejadian begini?,” kata Raja Abdullah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rumah sakit Salt di bangun dengan dana jutaan-dollar-Amerika dan beroperasi pada Agustus 2020. Rumah sakit ini telah menjadi rumah sakit rujukan pasien Covid-19.
Sejumlah pihak menyebut kunjungan Raja Abdullah itu sebagai upaya untuk meredakan ketegangan dan kemarahan keluarga pasien.
ilustrasi oksigen (pixabay.com)
Dampak dari kejadian ini, Menteri Kesehatan Nathir Obeidat pada Sabtu, 13 Maret 2021, diberhentikan oleh Perdana Menteri Yordania, Bisher al Khaswaneh.
Kematian pasien-pasien itu memancing kemarahan keluarga pasien. Aparat kepolisian sampai dikerahkan untuk menahan amukan marah keluarga pasien yang jumlahnya ratusan.
Kurangnya pasokan oksigen terjadi di ruang ICU, bangsal melahirkan dan ruang perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit negeri Salt. Rumah sakit itu terletak di wilayah barat Ibu Kota Amman.
Secara terbuka, Perdana Menteri al Khaswaneh meminta maaf atas kejadian ini dan menekankan pemerintahannya menanggung tanggung jawab sepenuhnya atas insiden ini.
“Ini kesalahan yang besar yang tidak dapat dibenarkan atau diterima. Saya merasa malu atas hal ini dan tidak bisa membenarkannya,” kata al Khaswaneh, yang mengaku menunggu hasil penyelidikan atas kejadian ini.
Sedangkan Menteri Obeidat menyatakan kepada masyarakat Yordania dia menanggung tanggung jawab atas kematian pasien-pasien itu, yang sedang dirawat karena infeksi Covid-19. Bangsal tempat mereka di rawat kehabisan oksigen selama hampir satu jam.
Sumber: Reuters