Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Khamenei Tolak Negosiasi Nuklir dengan Trump, Tak Mau Ditindas AS

Ayatollah Ali Khamenei memastikan Iran tak akan tunduk pada harapan-harapan Amerika Serikat yang diperoleh lewat negosiasi

9 Maret 2025 | 11.11 WIB

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Kantor Pemimpin Tertinggi Iran/WANA/REUTERS
Perbesar
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Kantor Pemimpin Tertinggi Iran/WANA/REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Iran tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pada Sabtu, 8 Maret 2025, mengutarakan bahwa Tehran tidak akan mau ditindas lewat serangkaian negosiasi. Ucapan itu disampaikan sehari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengirimkan sepucuk surat ke Khamenei, yang berisi ajakan negosiasi soal kesepakatan nuklir

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam sebuah wawancara dengan Fox Business, Trump mengatakan ada dua cara mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, yakni membuat kesepakatan atau serangan militer.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam sebuah rapat dengan pejabat tinggi Iran, Khamenei mengatakan tawaran Washington untuk bernegosiasi itu ditujukan untuk memaksakan harapan mereka.  

“Pemaksaan pada beberapa negara lewat serangkaian negosiasi tidak akan menyelesaikan masalah, namun itu tindakan ingin mendominasi dan mewujudkan harapan mereka sendiri,” kata Khamenei seperti diwartakan kantor berita Iran. 

“Berbicara dengan mereka (Amerika Serikat) sama dengan membuka jalan bagi harapan lain. Ini bukan persoalan nuklir Iran semata. Iran jelas tak mau menerima harapan-harapan mereka,” kata Khamenei, seperti dikutip dari Reuters.

Trump sebelumnya mengutarakan sikap terbuka untuk berdialog dengan Tehran. Ia bahkan memberikan tekanan besar pada pemerintahan periode pertamanya dulu, dengan cara mengajak negara di dunia mengisolasi Iran serta membuat ekspor minyak Iran nol.     

Pada periode pertama pemerintahan Trump (2017-2021), Trump menarika Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Iran, yang juga dibuat bersama negara-negera kekuatan dunia untuk membatasi Iran melakukan aktivitas nuklir. Sebagai imbalannya, sanksi terhadap Iran akan dicabut. 

Setelah Trump keluar dari kesepakatan nuklir pada 2018, dan memberlakukan lagi sanksi ke Iran, Teheran melanggarnya dan kembali pada aktivitas nuklirnya. 
 
Sedangkan pada November 2024, Iran mengutarakan itikad menyelesaikan perselisihan dengan badan nuklir PBB (IAEA) mengenai kepatuhannya terhadap perlindungan program atomnya, tetapi tidak akan melakukannya di bawah tekanan. 

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi setelah bertemu dengan ketua IAEA Rafael Grossi pada November 2024, mengatakan “Keputusan ada di pihak EU/E3. Bersedia untuk bernegosiasi berdasarkan kepentingan nasional dan hak-hak yang tidak dapat dicabut, namun menolak untuk bernegosiasi di bawah tekanan dan intimidasi.”

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus