Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan buruh pabrik yang membuat suku cadang kendaraan tempur untuk militer Myanmar telah bergabung dalam gerakan pembangkangan sipil melawan junta militer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buruh dari lima pabrik di seluruh Myanmar telah melancarkan mogok kerja nasional sejak 7 Maret, tetapi sebagian mogok nasional sempat gagal setelah kunjungan Mayor Jenderal Ko Ko Lwin, Wakil Kepala Industri Pertahanan, yang membuat senjata dan peralatan lain untuk Tatmadaw, menurut laporan Myanmar Now, 30 Maret 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekerja di pabrik di Yangon, Magway, Myaing, Myingyan di wilayah Mandalay dan Htone Bo di wilayah Bago telah mengumumkan bahwa mereka bergabung dalam aksi mogok kerja nasional.
Di Htone Bo, yang mempekerjakan sekitar 600 orang, setidaknya 193 pekerja mengatakan mereka melakukan aksi mogok kerja, menurut data yang dihumpun Myanmar Now. 65 lainnya di Magway dan 34 di Myaing mengatakan mereka bergabung dalam mogok kerja.
Tidak jelas berapa banyak yang bergabung dalam pemogokan di pabrik lain.
Banyak dari mereka di pabrik Htone Bo sekarang telah kembali bekerja, tetapi yang lain telah mengundurkan diri dan lainnya masih ditangkap, kata para pekerja kepada Myanmar Now, meskipun mereka tidak dapat memberikan angka rinci.
Seorang pekerja di pabrik Htone Bo mengatakan meskipun dia telah dipaksa untuk kembali bekerja, dia tetap tidak melakukan pekerjaan apa pun di pabrik.
"Kami tidak bekerja. Saya di rumah," katanya. "Saya pergi ke pabrik hanya pada hari-hari saya ingin pergi. Bahkan pada hari-hari saya di pabrik, saya tidak bekerja."
Kelima pabrik dikelompokan sebagai "sub-pabrik nomor 3" dan dioperasikan oleh Kementerian Pertahanan Myanmar yang dikendalikan Tatmadaw.
Pabrik-pabrik tersebut dimiliki oleh Departemen Perindustrian hingga tahun 2006, ketika diambil alih oleh militer.
Pemimpin kudeta militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing menyapa Wakil Menteri Pertahanan Rusia Kolonel Jenderal Alexander Vasilyevich Fomin dan anggota delegasi selama resepsi Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw pada Sabtu, 27 Maret 2021.[Situs website Min Aung Hlaing]
Aksi mogok kerja di pabrik ini kemungkinan besar telah mengguncang rezim, tidak hanya secara simbolis tetapi mogok kerja berkelanjutan dapat mengganggu perencanaan strategis militer dalam jangka panjang.
Pada Selasa warga Myanmar melancarkan taktik baru untuk melawan kekuasaan junta militer dengan "mogok sampah", yakni membuang tumpukan sampah ke jalan-jalan di seluruh Myanmar.
"Aksi mogok sampah ini adalah aksi menentang junta," tulis sebuah poster di media sosial, yang mengajak semua orang bergabung, Reuters melaporkan.
Gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan tumpukan sampah memenuhi jalanan.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer Myanmar, Tatmadaw, menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi, yang memberlakukan kembali kekuasaan militer setelah sepuluh tahun Myanmar merangkak menuju demokrasi.
Setidaknya 512 warga sipil telah tewas sejak protes menentang militer Myanmar dimulai, di mana 141 dari mereka tewas pada hari Sabtu, hari paling berdarah dari kerusuhan di Myanmar, menurut kelompok advokasi Assistance Association for Political Prisoners (AAPP).