Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Reagan, terjerat dua cina

Pernyataan calon presiden a.s ronald reagan mengenai hubungan as dengan taiwan mendapat tanggapan keras di beijing. george bush dalam kunjungannya di beijing mengatakan ucapan reagan hanyalah salah ucap. (ln)

6 September 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RONALD Reagan, calon presiden dari Partai Republik, sudah biasa mengritik politik luar negeri pemerintahan Carter. Tapi, ketika ia menyentuh masalah hubungan AS-Taiwan, reaksi yang agak keras tiba-tiba muncul dari Beijing. Reagan yang sejak dulu ingin mempertahankan hubungan baik dengan Taiwan rupanya terjerat dengan kesalahan penafsirannya mengenai Akta Hubungan AS-Taiwan. Akta yang disetujui Congress setelah dibuka hubungan diplomatik AS-Taiwan, Januari tahun lalu, menyebutkan: Hubungan AS dengan Taiwan akan dilakukan oleh badan non-pemerintah. Sementara Reagan dalam kampanyenya menegaskan bahwa bila ia terpilih sebagai presiden hubungan 'resmi' dengan Taiwan akan dibuka kembali. Karena juga bermaksud meningkatkan hubungan dengan RRC, Reagan seolah menganut politik 'dua Cina'. Pernyataan Reagan ini tentu saja membuat marah Beijing. Dan Cina memperingatkan Partai Republik bahwa setiap usaha untuk membuka kembali hubungan resmi dengan Taiwan berarti akan merusakkan hubungan AS-Cina. George Bush, calon wakil presiden yang menjadi rekan Reagan, selama 3 hari berada di Beijing mencoba meyakinkan para pejabat Cina bahwa apa yang diucapkan Reagan 'adalah salah sebut'. Menurut Bush, apa yang ingin dikatakan Reagan adalah 'perlunya diperbaharui lagi hubungan tidak resmi dengan Taiwan', dan bukan hubungan 'resmi'. Tapi Cina rupanya tetap tidak percaya. Kantor Berita Xin Hua menyebutkan bahwa pernyataan Reagan itu bukanlah karena salah sebut. Dan itu "telah menyakitkan hati 1 milyar penduduk Cina." Harian Rakyat -- organ resmi Partai Komunis Cina -- menurunkan pula komentar "Pendirian Reagan yang anti-Soviet sebagaimana berulang kali dikemukakan Bush selama di sini (Beijing) adalah omong kosong." Karena apa yang diucapkan Reagan itu hanya membuat Soviet gembira, tambahnya. Memang masalah Taiwan sangat peka bagi RRC. Mereka jelas menolak setiap usaha mengakui 'dua Cina'. Begitupun RRC tampaknya sudah mulai mengadakan beberapa pendekatan dengan Taiwan. Misalnya dengan pembukaan hubungan telepon, pos dan telekomunikasi sejak Februari tahun lalu. Tapi usaha RRC ini betul-betul tak bersambut di Taiwan. Bahkan ketika diundang untuk ambil bagian dalam Canton Fair Taiwan secara tegas menolaknya. Namun baik RRC maupun Taiwan belakangan ini menghindari kemungkinan saling serang. Menurut kalangan diplomat Barat di Beijing, karena hubungan yang tidak saling menyerang inilah RRC begitu serius menanggapi pernyataan Reagan itu. Reagan sendiri tak menghiraukan krilik tajam yang datang dari berbagai pihak, termasuk dari John Anderson -- calon independen untuk pemilihan presiden AS. Anderson menuduh Reagan menggunakan dasar yang 'kuno' dalam politik luar negerinya menghadapi Cina. Hal ini terlihat setelah Bush kembali dari Beijing. Dalam suatu jumpa pers yang juga dihadiri Bush pekan lalu, Reagan menegaskan lagi sikapnva. "Saya bermaksud untuk meningkatkan hubungan AS dengan Taiwan sesuai dengan hukum yang berlaku di negara kita," katanya. Bahkan secara lebih keras lagi Reagan mengatakan "Sebagai presiden saya tidak akan menerima campur tangan setiap kekuatan asing dalam proses melindungi kepentingan Amerika dan dalam melaksanakan UU-nya." Hal ini tentu saja ditujukannya ke arah RRC. Sementara itu Harian Rakyat sekali lagi mengulas "Taiwan adalah bagian dari Cina, dan hanya ada satu Cina di dunia." Duta-besar AS di Beijing Leonard Woodcock, yang akhir-akhir ini terpaksa mundar-mandir ke Kementerian Luar Negeri RRC, mengatakan kepada pers bahwa maksud Reagan itu akan semakin memperlemah kedudukan AS di mata internasional. "Jika AS kembali ke politik dua Cina, RRC akhirnya mungkin akan menutup kedutaan-besar AS," kata Woodcock.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus