Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tragedi 11 September 2001 telah berlalu 22 tahun silam. Kendati begitu, kejadian ambruknya menara kembar World Trade Center atau WTC, New York akibat ditabrak pesawat itu masih membekas di benak banyak orang. Pascakejadian, sejumlah pihak mengecam aksi teror Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden yang menewaskan hampir 3.000 orang tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut sejumlah reaksi dari para pihak terkait aksi terorisme pada Tragedi 11 September 2001, dinukil dari berbagai sumber.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Presiden AS George W Bush
Segera setelah serangan tersebut, pemerintahan Presiden George W Bush mengumumkan perang terhadap terorisme. Dengan tujuan untuk membawa Osama bin Laden dan Al-Qaeda ke pengadilan dan mencegah munculnya jaringan teroris lainnya. Kebijakan pun dibuat, negara yang terbukti memberikan dukungan kepada terorisme, akan disanksi secara ekonomi.
“Setiap orang korban yang meninggal pada 11 September adalah orang yang paling penting di bumi bagi seseorang,” kata Presiden Amerika Serikat George W. Bush pada 12 September 2001.
2. Umat Muslim Amerika Serikat
Muslim Amerika sangat mengutuk tindakan terorisme yang kejam dan pengecut terhadap warga sipil yang tidak bersalah. Kementerian Imam W. Deen Mohammed bersama berbagai aliansi muslim menyatakan mereka bergabung dengan seluruh warga Amerika dalam menyerukan penangkapan dan hukuman cepat bagi para pelakunya.
“Tidak ada tujuan politik yang dapat dibantu oleh tindakan tidak bermoral seperti itu,” kata mereka.
3. Umat Kristen Amerika Serikat
Pendeta Billy Graham memberikan khotbah di Katedral Nasional Washington untuk upacara peringatan para korban serangan teroris. Dia menyatakan perlunya pembaharuan spiritual, dan memohon warga Amerika untuk bersatu melalui perjuangan dan memperkuat iman mereka. Dia juga menghimbau agar umat tidak terpecah-belah dan terpecah-belah.
4. Kaum kiri Amerika Serikat
Intelektual sayap kiri Michael Walzer, Leo Casey, Michael Kazin, James B. Rule, dan Ann Snitow, yang menulis di Dissent dalam artikel.“Terror and the Response: Five Questions About Terrorism” mengungkapkan salah satu tanggapan kaum kiri Amerika terhadap serangan 11 September. Mereka menyalahkan tindakan Amerika dan negara teluk lainnya karena memprovokasi serangan 11 September. Walzer menggambarkan respons sayap kiri terhadap peristiwa 11 September sebagai “kegagalan radikal”.
5. Argentina
Presiden Argentina Fernando De La Rua menyatakan penolakan paling mutlak terhadap serangan teroris. Argentina menawarkan bantuan kepada Amerika Serikat dalam bentuk bantuan medis dan kemanusiaan. Humberto Roggero, yang saat itu menjabat ketua oposisi Partai Justicialist, juga mengutuk serangan tersebut. Pemerintah Argentina mengumumkan tiga hari berkabung nasional dengan semua bendera setengah tiang.
6. Brasil
Presiden Brasil Fernando Henrique Cardoso mengungkapkan kengerian dan mengutuk serangan teroris tersebut. Argentina mengirimkan pesan kepada Presiden Bush sebagai solidaritas terhadap para korban serta mengutuk segala bentuk terorisme. Kota Rio de Janeiro memasang papan reklame yang memperlihatkan patung Kristus Penebus yang terkenal di kota itu menghadap cakrawala New York sebagai tanda berkabung.
7. Prancis
Untuk menunjukkan empati, Surat kabar Prancis yang terkenal, Le Monde, memuat judul halaman depan bertuliskan “Nous sommes tous Américains” atau “Kita semua adalah orang Amerika”). Pada 14 September 2001, pemerintah Perancis mengumumkan hari berkabung nasional dengan mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati para korban.
Menyusul serangan tersebut, presiden Prancis saat itu, Jacques Chirac, juga mengeluarkan pernyataan. “Dan dalam keadaan yang mengerikan ini , seluruh rakyat Perancis—yang ingin saya katakan di sini—berada di samping rakyat Amerika,” katanya.
8. China
Pemimpin penting Jiang Zemin mengatakan dia terkejut dan menyampaikan belasungkawa kepada Presiden Bush. Sementara Kementerian Luar Negeri mengatakan China menentang segala bentuk terorisme. Di Beijing, puluhan ribu orang mengunjungi Kedutaan Besar AS, meninggalkan bunga, kartu, karangan bunga pemakaman, dan catatan belasungkawa yang ditulis tangan.
9. Korea Utara
Korea Utara turut menanggapi kejadian 11 September 2001. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara di Pyongyang seperti dikutip oleh kantor berita pemerintah KCNA, turut mengecam aksi terorisme. “Insiden yang sangat disesalkan dan tragis ini sekali lagi mengingatkan negara ini akan betapa parahnya terorisme. Sebagai anggota PBB, DPRK menentang segala bentuk terorisme dan apa pun yang mendukungnya dan pendirian ini tidak akan berubah,” kata juru bicara itu.
10. Kanada
Perdana Menteri Kanada Jean Chrétien menyatakan tanggal 14 September 2001 sebagai Hari Berkabung Nasional. Pihaknya mengeluarkan tentang serangan tersebut. “Mustahil untuk sepenuhnya memahami kejahatan yang dapat menyebabkan serangan pengecut dan bejat terhadap ribuan orang yang tidak bersalah.”
Selain itu, transportasi dan navigasi Kanada mengaktifkan protokol darurat dan memulai Operasi Pita Kuning sebagai respons terhadap pesawat pertama yang menabrak World Trade Center. Semua penerbangan komersial memasuki AS dialihkan pendaratannya di bandara Kanada.