Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalang pembunuhan jurnalis Malta, Daphne Caruana Galizia, yang membongkar keterlibatan pemerintah dalam kasus Panama Papers belum terungkap. Belum ada kemajuan dari perkembangan penyelidikan pembunuhan Galizia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Investigator mengatakan, bom diledakkan dari telepon selular yang terkoneksi dengan TNT yang disembunyikan di bawah kursi pengemudi mobil. Kartu sim dilacak telah diaktivasi pada 16 oktober 2017 pukul 1.14 am di pedalaman desa di Malta. Saat sore pada hari yang sama, Daphne Caruana Galizia hendak mengemudikan mobil saat hendak ke bank. Tiba-tiba putranya, Matthew mendengar ledakan hebat dari dalam rumah. Galizia tewas akibat bom yang dipasang di bawah kursi mobilnya. Kronologi hasil penyelidikan investigator ini dipaparkan kepada New York Times.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petugas forensik memeriksa puing mobil setelah bom berkekuatan besar meledakkan mobil dan membunuh jurnalis investigasi Daphne Caruana Galizia di Bidnija, Malta, 16 Oktober 2017. Daphne merupakan salah satu wartawan yang terlibat dalam investivigasi Panama Papers. REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Pembunuhan terhadap jurnalis Malta menarik perhatian dunia internasional. Parlemen Malta pun gerah atas tuduhan keterlibatan dirinya dalam pembunuhan ini. Tiga orang telah diadili terkait kasus ini namun belum terungkap siapa yang memerintahkan. Ketiganya enggan bicara lebih jauh terkait pembunuhan Galizia.
Bertepatan pada Hari Buruh Sedunia, 20 ribu massa berdemonstrasi menuntut keadilan hukum kasus pembunuhan Galizia. Seperti dikutip dari Reuters, 2 Mei 2018, Perdana menteri Joseph Muscat berjanji akan memberikan keadilan hukum namun tidak menyinggung investigasi pembunuhan Galizia. Muscat juga mengatakan ia menjadi korban dalam kebohongan politik dalam sejarah Malta yang dituduhkan oleh jurnalis.
Daphne Caruana Galizia menjalankan sebuah blog yang sangat populer dimana dia terus-menerus menyoroti kasus-kasus dugaan korupsi tingkat tinggi oleh para politisi dari berbagai partai. REUTERS
Caruana Galizia diduga dibunuh atas liputan investigasi yang ia tulis dalam blognya terkait dugaan korupsi di jajaran tingkat tinggi pemerintahan Malta. Selama menjadi jurnalis, Galizia membuat gerah sejumlah pihak di Malta dan kerap kali menerima ancaman. Dalam wawancaranya kepada seorang peneliti Dewan Eropa sebelum kematiannya, Galizia menyebut iklim ketakutan menyelimuti Malta akan kebebasan berpendapat, apalagi terkait kritik terhadap pemerintah.
Galizia sendiri tengah mengungkap kasus jaringan korupsi di situs blognya tentang Menteri Ekonomi Malta, Christian Cardona, termasuk dugaan Cordona menggunakan anggaran dinas untuk mengunjungi tempat prostitusi di Jerman. Sementara Galizia juga menuduh istri Joseph Muscat ikut mendapat keuntungan dari Panama Papers. Ia menyelidiki keterlibatan kepala staf menteri energi Malta dalam Panama Papers. Kepala staf energi Malta mengatur agar perusahaan milik istri Muscat, Michelle, ikut dalam pembagian keuntungan. Tuduhan ini ditolak keras baik oleh Muscat dan istrinya.