Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan perempuan di Spanyol turun ke jalan memprotes kekerasan terhadap perempuan dan menuntut kesetaraan gender dalam aksi Hari Perempuan Sedunia pada Senin kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Demonstrasi terbesar terjadi di pusat kota Barcelona, di mana sebagian besar perempuan yang mengenakan spanduk ungu bertuliskan: "Ini akan menjadi hari yang bahagia ketika tidak ada dari kita yang hilang."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hormati eksistensi saya atau hadapi perlawanan saya," salah satu slogan berbunyi, dikutip dari Reuters, 9 Maret 2021.
Unjuk rasa damai itu sempat dirusak oleh serangan oleh seorang pria yang menyemprotkan cairan merica ke lima perempuan di jalan tempat protes itu diadakan, kata seorang juru bicara pemerintah kota. Motif serangan itu sedang diselidiki, katanya.
Pria itu ditahan oleh polisi setempat dan para perempuan yang diserang mendapat pertolongan medis, kata juru bicara.
Protes Barcelona diizinkan tetapi kehadiran dibatasi pada 3.500 orang, dengan syarat menjaga jarak sosial karena pandemi.
Di Madrid, pihak berwenang melarang pawai Hari Perempuan Sedunia setelah ada kritik bahwa demonstrasi tahun lalu membantu menyebarkan virus corona.
Namun, sekitar 50 perempuan menentang larangan dan tetap berkumpul di alun-alun Puerta del Sol di Madrid, dengan beberapa membawa plakat bertuliskan: "Kekerasan pria juga merupakan pandemi."
Polisi berjaga saat pengunjuk rasa berjalan di sekitar alun-alun dan menyalakan asap ungu.
"Kami di sini untuk mengklaim hak perempuan untuk berdemonstrasi...Sungguh memalukan bahwa pemerintah yang memproklamirkan diri sebagai pemerintahan paling feminis dalam sejarah melarang pawai perempuan pada 8 Maret," kata Josefina Martinez, 42 tahun, juru bicara asosiasi feminis.
Sekelompok perempuan juga melakukan protes pada Hari Perempuan Sedunia setelah vandal merusak mural yang menggambarkan tokoh perempuan terkenal seperti aktivis hak sipil AS Rosa Parks dan artis Meksiko Frida Kahlo di pinggiran Madrid.
REUTERS