CINA ternyata tetap tancap gas dengan "pragmatisme"-nya.
Pegangan ajaran Mao disisihkan lebih jauh. Yang pokok: mau
"modern". Praktek, dan bukan ideologi, kini dijadikan "ukuran
tunggal atas kebenaran." Dan tak seperti yang didesas-desuskan,
sikap itu ternyata bukan cuma sikap Deng Xiao-ping, Wakil
Perdana Menteri. Ketua Partai Komunis Cina, Hoa Guofeng dalam
laporannya dua pekan lalu di depan sidang 3000 anggota Kongres
Rakyat Nasional (KRN) ke-5, juga menegaskan seruan itu.
Hua juga membentangkan rencana yang pada pokoknya meliputi 3
tahun mendatang sebagai "periode penyesuaian." Dalam keterangan
pada pers, Ji Pengfei, Wakil Ketua Komite Tetap KRN menjelaskan
bahwa Cina berada di tengah satu periode penyesuaian yang akan
meliputi jangka 3 tahun termasuk tahun ini. "Dalam periode ini
kita hanya bisa mendekati segala persoalan berdasarkan
perencanaan tahunan," kata Ji.
Agaknya ini berarti banyak rencana bakal ditangguhkan lagi.
Namun Deng dan pimpinan Cina lain berulang kali menandaskan
bahwa kontrak-kontrak dengan luar negeri tidak akan batal.
Program modernisasi akan bertolak kembali dengan pesat setelah
melampaui suatu periode penyesuaian.
Kapitalis
Di tengah suasana sidang KRN, Deng masih menyempatkan diri
bertemu dengan berbagai perwakilan negeri asing. Dan ia memberi
pernyataan-pernyataan yang mengejutkan.
Kantor berita Jepang Kyodo telah mengutip pernyataan Deng kepada
Menteri Kehakiman Jepang, Yoshima Furui di Beijing. Bahwa Cina
berencana untuk mengizinkan perusahaan asing beroperasi di Cina
dengan 100% modal mereka sendiri. Juga diberitakan, Deng tengah
mencari jalan agar perusahaan asing bisa memiliki saham dalam
berbagai perusahaan Cina. "Cara ini baik selama Cina juga
untung. Saya tahu Jepang itu kapitalis. Tapi kami melakukan apa
yang kami anggap baik," kata Deng.
Semula KRN telah menyetujui pendirian joint venture. Modal asing
dibatasi di bawah 50% dengan berbagai penetapan yang mengatur
pemindahan keuntungan dan pembayaran pajak. Menurut sumber Deplu
Jepang, Cina secara resmi telah mengajukan permintaan kredit
kepada pemerintah Jepang. Permintaan itu disampaikan di Beijing
kepada Kensuke Yanagiya, Dirjen Biro Urusan Asia. "Cina bersedia
mengaktifkan kembali semua proyek Jepang yang ditangguhkan sejak
Pebruari, tahun ini," kata Yanagiya. Dan, pembatasan terhadap
impor ke Cina sudah akan dicairkan bulan ini.
Selama ini Cina telah menerima kredit cukup besar dari swasta
Jepang. Bulan lalu, mereka memperoleh dari Bank Export-Import di
Jepang sebesar $ 2 milyar dalam imbalan Yen. Pimpinan Bank itu
menegaskan bahwa ini bukan kredit pemerintah. Bank of China juga
memperoleh kredit sebesar $ 2 milyar dalam imbalan Yen, dan $ 6
milyar dicadangkan bila diperlukan.
Sementara itu Cina mengadakan pembicaraan pula dengan General
Electric Corp. of England, untuk membangun 2 proyek pembbangkit
listrik raksasa yang masing-masing seharga $ 3 milyar.
Persetujuan kontrak juga ditandatangani dengan Amerika Serikat
untuk membangun suatu akselerator berkekuatan 50 milyar Volt
untuk keperluan penyelidikan ilmu fisika.
Perobahan juga dilakukan di bidang pemerintahan dan hukum. Bekas
walikota Beijing dan anggota Politbiro, Peng Zhen lambang
oposisi terhadap mendiang Mao Zedong, setelah didepak selama 13
tahun direhabilitir kembali. Ia kemudian diangkat sebagai ketua
Komisi Hukum KRN dan dicalonkan sebagai Wakil Ketua Komite Tetap
lembaga itu.
Harian Rakyat suatu hari menyediakan seluruh halaman mukanya
untuk memuat 6 tulisan Peng sebagai penjelasan atas 6 buah
undang-undang baru. Dalam undang-undang termaktub hak tertuduh
dalam perkara kriminil, termasuk untuk dibela pengacara dan juga
buat naik banding.
Memperoleh pengakuan dengan cara penyiksaan dilarang keras dan
setiap tuduhan harus didasarkan bukti yang kuat. "Kita tidak
dapat menghapuskan hukuman mati. Tapi harus diterapkan bila
sangat penting saja, dan atas persetujuan Mahkamah Rakyat
Tertinggi," tulis Peng. Keunikan mengenai hukuman mati ini
adalah bahwa baru bisa dilaksanakan setelah masa tenggang 2
tahun.
Tugas kejaksaan akan dipisah dari tugas pemerintahan. Sehingga
memungkinkan untuk bertindak sebagai lembaga independen,
seperti halnya di Jepang atau Inggeris. Komite revolusioner,
warisan revolusi kebudayaan, akan dihapus di seluruh tingkat.
Jurubicara Komite Tetap KRN menerangkan: "Komite revolusioner
muncul sebagai lembaga sementara di zaman berlangsungnya
revolusi kebudayaan. Tidak lagi dapat memenuhi tuntutan periode
baru pembangunan sosialisme modern." Komite revolusioner di
setiap tingkat akan diganti dengan pemerintah setempat.
Menurut Peng Zhen, undang-undang baru mulai berlaku tanggal 1
Januari 1980. Setelah melalui periode penerangan mendalam
tentang perobahan ini kepada setiap rumah tangga dan warga
negara.
Penampilan terakhir Peng Zhen di muka umum adalah ketika ia
dikalungi tulisan menghina di lehernya oleh Pengawal merah.
Waktu itu ia disuruh merentangkan tangan dan menekuk kaki,
sambil mendengarkan kritik yang dilontarkan terhadapnya. Peng,
sekarang berumur 77 tahun. Tapi popularitasnya di kalangan
penduduk Beijing ternyata tidak berkurang.
Suasana pembaharuan di Cina tergambar pula dengan rehabilitasi
Profesor P.C. Hou dalam suatu upacara di depan makamnya di
Beijing. Ia adalah Profesor dalam ilmu patologi. Di zaman Lin
Biao dan Kelompok Empat, ia dilikwidir, dan kemudian meninggal
tahun 1967, pada umur 71 tahun. Wakil Menteri Kesehatan Cina,
Kuo Tsehang menyatakan bahwa Profesor Hou dibersihkan dari
segala tuduhan palsu. Semua kehormatan dan jasanya sebagai
seorang patriot direhabilitir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini