Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Medis Jepang meminta pemerintah menerapkan keadaan darurat nasional untuk menahan lonjakan kasus Covid-19. Naiknya jumlah infeksi corona di Jepang antara lain dipicu oleh Olimpiade Tokyo. Menurut kantor berita Kyodo, melonjaknya pasien Covid-19 dikhawatirkan akan menyebabkan krisis rumah sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Jepang telah menyatakan hanya pasien yang parah yang akan dirawat di rumah sakit. Sedangkan penderita Covid-19 dengan gejala sedang atau ringan diisolasi di rumah. Namun perubahan kebijakan itu dikhawatirkan meningkatkan kematian penderita Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah penderita Covid-19 di Tokyo mencapai rekor tertinggi dengan 4.058 infeksi baru pada Sabtu lalu. Pada Selasa 3 Agustus 2021, total kasus baru turun menjadi 3.709 kasus baru.
Rumah sakit Tokyo sudah merasakan krisis. Hal ini diungkapkan Hironori Sagara, Direktur Rumah Sakit Universitas Showa kepada Reuters.
"Ada yang ditolak berulang kali untuk masuk," katanya dalam sebuah wawancara. "Di tengah kegembiraan Olimpiade, situasi tenaga medis sangat parah."
Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan kepada wartawan bahwa lebih sedikit orang lanjut usia yang terinfeksi. Pasien kebanyakan sudah divaksinasi.
"Di sisi lain, infeksi pada orang yang lebih muda meningkat dan orang-orang berusia 40-an dan 50-an dengan gejala parah meningkat," katanya.
Jepang pada hari Senin memperluas keadaan darurat dengan memasukkan tiga prefektur di dekat Tokyo dan prefektur barat Osaka.
Langkah-langkah darurat di Jepang berbeda dengan negara lain yang lebih ketat. Jepang meminta restoran-restoran baik yang menyajikan alkohol maupun tidak, tutup pada pukul 8 malam.
Sama seperti negara lain, Jepang menghadapi penyebaran varian Delta. Sekitar 30 persen penduduk Jepang sudah divaksinasi, termasuk tiga perempat dari mereka yang berusia 65 tahun ke atas.
Hampir 70 persen tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19 yang sakit parah sudah terisi pada Minggu. Jika infeksi terus meningkat, rumah sakit harus membatasi operasi dan perawatan non-Covid lainnya.